Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Erdogan Mau Kirim Pasukan Turki ke Libya, Kontra dengan Rusia

image-gnews
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan selama konferensi pers setelah pembicaraan mereka di Sochi, Rusia 22 Oktober 2019. [Sputnik / Alexei Druzhinin / Kremlin via REUTERS]
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan selama konferensi pers setelah pembicaraan mereka di Sochi, Rusia 22 Oktober 2019. [Sputnik / Alexei Druzhinin / Kremlin via REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan mengirim pasukan ke Libya atas pemerintaan Tripoli.

Government of National Accord (GNA) Libya, pemerintah yang diakui secara internasional di Tripoli, telah berjuang untuk mencegat pasukan Jenderal Khalifa Haftar, yang telah didukung oleh Rusia, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA) dan Yordania.

Menurut laporan Reuters, 27 Desember 2019, seorang pejabat di Tripoli mengkonfirmasi permintaan resmi telah dibuat untuk dukungan militer Turki di udara, di darat dan di laut.

Pejabat itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, berbicara setelah menteri dalam negeri GNA, Fathi Bashagha, mengatakan di Tunis bahwa belum ada permintaan semacam itu yang diajukan.

Pasukan Haftar, yang berbasis di Libya timur, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Pasukan Haftar telah gagal mencapai pusat Tripoli tetapi telah membuat keuntungan kecil dalam beberapa pekan terakhir di beberapa pinggiran selatan ibu kota dengan bantuan militer dukungan Rusia dan Sudan, serta drone yang dikirim oleh UEA, kata diplomat.

Drone buatan Cina telah memberikan Haftar keunggulan udara lokal karena mereka dapat membawa delapan kali lebih berat bahan peledak daripada drone yang diberikan kepada GNA oleh Turki dan juga dapat mencakup seluruh Libya, menurut laporan AS pada bulan November.

Jenderal Khalifa Haftar dari Kota Benghazi, bekas anak buah pemimpin Libya, Moammar Gaddafi. Middle East Monitor

Bulan lalu, Ankara menandatangani dua perjanjian terpisah dengan GNA, yang dipimpin oleh Fayez al-Serraj, satu mengenai kerja sama keamanan dan militer, dan satu lagi mengenai batas-batas laut di Mediterania timur.

Kesepakatan maritim mengakhiri isolasi Turki di Mediterania Timur saat merampas eksplorasi energi lepas pantai yang telah membuat Yunani dan beberapa tetangga lain khawatir. Kesepakatan militer akan melestarikan satu-satunya sekutu di wilayah itu, Tripoli.

"Karena ada undangan (dari Libya) sekarang, kami akan menerimanya," kata Erdogan kepada anggota Partai AK dalam pidatonya. "Kami akan meletakkan RUU tentang pengiriman pasukan ke Libya dalam agenda segera setelah parlemen dibuka."

Undang-undang akan disahkan sekitar 8-9 Januari, katanya, membuka pintu untuk penempatan.

Dikutip dari New York Times, sejak pemberontakan 2011 yang menumbangkan dan membunuh diktator Kolonel Muammar el-Gaddafi, Libya telah terpukul dan terpecah-pecah oleh pertempuran antar faksi. Hifter, seorang mantan perwira di militer Kolonel Gaddafi, menghabiskan waktu bertahun-tahun mencoba menggulingkannya, termasuk selama periode lama tinggal di Amerika Serikat.

Hifter, yang menyebut dirinya sebagai orang kuat yang dapat memulihkan ketertiban di Libya, didukung oleh Uni Emirat Arab dan Mesir, dan telah menerima bantuan dari Prancis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kabinet menteri dan legislator GNA di Turki telah meratifikasi kesepakatan pengiriman pasukan, tetapi diperlukan gerakan terpisah untuk mengirim pasukan.

Al Jazeera melaporkan Ankara membutuhkan permintaan resmi untuk pasukan di Tripoli sebelum mosi dapat diajukan ke Parlemen.

"Perjanjian kerja sama militer dan keamanan yang ditandatangani antara Turki dan Libya bulan lalu tidak mencakup pengiriman pasukan," tulis laporan Al Jazeera dari Tripoli. "Itulah sebabnya Erdogan meminta permintaan resmi dari GNA sebelum dia dapat melanjutkan dengan mengajukan ini ke Parlemen untuk pengesahan."

GNA di Tripoli belum mengungkapkan informasi apa pun apakah permintaan resmi telah dibuat.

Keterlibatan Turki di Libya berpotensi membuka konflik tak langsung dengan Rusia, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Prancis, yang mendukung Jenderal Haftar.

Rusia telah menyuarakan keprihatinan atas intervensi Turki untuk mendukung GNA. Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara kepada Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte pada hari Kamis dan mereka sepakat krisis harus diselesaikan secara damai, kata Kremlin.

Rusia bulan lalu membantah laporan di New York Times bahwa mereka telah mengirim tentara bayaran untuk berperang di pihak Haftar, sementara PBB juga menuduh pasukan LNA (pasukan Haftar) merekrut milisi dari Sudan.

Anggota Tentara Nasional Libya (LNA), diperintahkan oleh Khalifa Haftar, keluar dari Benghazi untuk memperkuat pasukan yang maju ke Tripoli, di Benghazi, Libya 7 April 2019. [REUTERS / Esam Omran Al-Fetori]

Erdogan mengatakan Turki tidak akan tinggal diam atas tentara bayaran dari kelompok Wagner yang terkait dengan Rusia yang mendukung Haftar.

"Rusia ada di sana dengan 2.000 Wagner (pejuang)," kata Erdogan pada hari Kamis, dikutip dari Reuters. Dia juga merujuk kepada sekitar 5.000 milisi dari Sudan di Libya. "Apakah pemerintah resmi mengundang mereka? Tidak."

"Mereka semua membantu seorang baron perang (Haftar), sedangkan kami menerima undangan dari pemerintah negara yang sah. Itu perbedaan kita," katanya.

Tentara Nasional Libya (LNA) Haftar telah berusaha merebut Tripoli dari GNA sejak April, yang didirikan pada 2016 menyusul kesepakatan yang ditengahi oleh AS. UEA, Mesir, dan Yordania telah bertahun-tahun memberikan dukungan militer bagi pasukan Tentara Nasional Libya Khalifa Haftar, menurut laporan-laporan PBB, namun tidak ada satu pun negara yang mengkonfirmasi hal ini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

1 hari lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

2 hari lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.


Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

5 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara dalam rapat umum solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Istanbul, Turki 28 Oktober 2023. REUTERS/Dilara Senkaya
Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

8 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

9 hari lalu

Ilustrasi digital nomad (Pixabay)
Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?


15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

9 hari lalu

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional. Foto: Canva
15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.


Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

11 hari lalu

Kayseri, Turki. Unsplash.com/yusuf Onuk
Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

15 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

16 hari lalu

Pekerja memproduksi masker wajah karena permintaan untuk produksinya meningkat pesat dan berjuang untuk memenuhi pesanan, atas mewabahnya Virus Corona di fasilitas pabrik Turki di Istanbul, Turki, 30 Januari 2020. REUTERS/Umit Bektas
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.


Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

16 hari lalu

Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan sambutan di acara buka bersama di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat, 29 Maret 2024. Pertemuan tersebut bertujuan untuk bersilaturahmi sekaligus bersyukur karena telah memenangkan Pemilu 2024 meskipun masih ada tahapan-tahapan yang belum mengesahkan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto via sambungan telepon.