TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan pemberontak Libya pimpinan Jenderal Khalifa Haftar menembak jatuh drone Turki yang sedang terparkir di Bandara Tripoli pada Ahad kemarin.
Komandan loyalis Haftar juga menyatakan mobilisasi umum ketika ketegangan antara Turki dan pemerintah Libya timur meningkat.
Baca juga: Pasukan Libya Sita Rudal Presisi Milik Cina dari Pemberontak
Pasukan Haftar mengatakan mereka menyerang drone dalam serangan udara di Bandara Mitiga, untuk membalas Turki atas dukungannya terhadap pemerintah Libya yang diakui internasional di Tripoli. Bandara ditutup setelah serangan tetapi kemudian dibuka kembali, menurut situs webnya, mengutip laporan Reuters, 1 Juli 2019.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka telah menangkap dua orang Turki di kota minyak timur laut Ajdabiya.
Baca juga: Serang Ibu Kota Libya, PBB Sebut Khalifa Haftar Mau Kudeta
Aguila Saleh, Kepala Dewan Perwakilan yang berpusat di timur yang beraliansi dengan Haftar, mengumumkan mobilisasi umum, kata seorang juru bicara. Tidak ada detail lebih lanjut tentang mobilisasi ini.
Menteri luar negeri Turki sebelumnya menuduh pendukung Haftar menangkap enam warganya, dan memperingatkan bahwa pasukan timur akan menjadi target yang sah Turki jika warganya tidak segera dibebaskan.
Sebuah kendaraan yang terbakar milik pasukan timur yang dipimpin oleh Khalifa Haftar, terlihat di Gharyan, selatan Tripoli, Libya 27 Juni 2019. [REUTERS / Ismail Zitouny]
Pasukan Nasional Libya (LNA) Haftar meluncurkan kampanye militer pada 4 April untuk merebut ibu kota Libya, tetapi dipukul mundur oleh pasukan pemerintah Tripoli yang didukung oleh Turki.
Haftar dan para pendukungnya mengatakan mereka berusaha membebaskan Tripoli dari milisi yang mereka tuduh mengganggu kestabilan Libya sejak jatuhnya Muammar Gaddafi dalam pemberontakan yang didukung NATO pada tahun 2011.
Baca juga: Saudi Diduga Biayai Jenderal Haftar untuk Serang Ibu Kota Libya
Para kritikus Haftar termasuk Turki menuduhnya berusaha merebut kekuasaan dari pemerintah yang sah melalui kekerasan dan memperdalam konflik antara faksi-faksi yang bermarkas di timur dan barat Libya.
Pemerintah Haftar memutuskan semua hubungan dengan Turki pada hari Jumat, melarang penerbangan dan kapal-kapal dari Libya timur. Pemerintah Haftar juga melarang perusahaan Turki, impor dan bahkan simbol Turki pada Ahad.
Baca juga: 4 Fakta Konflik Perang Saudara di Libya
Turki dilaporkan telah memasok drone dan truk untuk pasukan Perdana Menteri Tripoli yang didukung Barat, Fayez al-Serraj, sementara Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Khalifa Haftar telah menerima dukungan dari Uni Emirat Arab dan Mesir.