TEMPO.CO, Jakarta - Ketika penobatan Kaisar Jepang Naruhito, ada dua kotak misterius yang dipersembahkan ke kaisar yang baru.
Di tengah pidato, jubah adat dan ritual kuno penobatan kaisar baru Jepang Naruhito, ada yang tampak tersembunyi di dalam kotak dan dibungkus kain, yakni dua benda yang sangat sakral sehingga mereka belum pernah terlihat di depan umum, artefak suci yang bahkan kaisar baru sendiri mungkin tidak akan pernah melihatnya.
Kotak-kotak itu ditempatkan di sebelah kaisar saat ia naik ke Tahta Krisan pada hari Selasa. Mereka diyakini berisi pedang dan permata kuno yang menurut legenda, berasal dari nenek moyang kaisar pertama Jepang, Jimmu, yang memerintah hampir 2.700 tahun yang lalu. Seiring dengan legenda cermin segi delapan (yang tidak memainkan bagian upacara Selasa), mereka membentuk tanda kekaisaran Jepang, atau yang disebut Tiga Harta Karun Suci.
Dengan tidak adanya mahkota, barang-barang ini berfungsi sebagai perwujudan simbolis dari peran kaisar, yang sekarang sebagian besar seremonial. Namun, kondisi dan penampilan benda-benda ini tetap diselimuti misteri, kata Mickey Adolphson, seorang profesor studi Jepang di University of Cambridge, seperti dilaporkan CNN, 22 Oktober 2019.
"Tidak ditampilkannya harta semacam itu tentu saja merupakan bagian penting dari strategi yang menambah mistik, dan dengan demikian, otoritas, pada benda-benda," katanya dan menambahkan bahwa tradisi agama Shinto adalah terutama pelindung dari simbol-simbolnya.
"Tentu saja, banyak sejarawan ingin melakukan analisis yang lebih hati-hati terhadap benda ini...tetapi saat ini sangat sedikit selera di Jepang untuk menghilangkan de-mitologi benda-benda itu dan saya tidak berharap itu akan terjadi dalam waktu dekat."
Sisi timur Imperial Garden ini digunakan untuk perayaan publik, di antaranya acara tahun baru dan ulang tahun Kaisar. Foto: @charles.lee.reliant.tax
Bahkan keberadaan barang tetap menjadi spekulasi, meskipun diyakini bahwa pedang dan cermin masing-masing disimpan di kuil di Nagoya dan Ise. Permata itu diperkirakan disimpan di istana di Tokyo, tempat upacara penobatan digelar pada Selasa.
Tetapi mengingat bahwa mereka tetap tersembunyi, tidak ada bukti nyata bahwa mereka benar-benar ditampilkan pada penobatan atau bahwa mereka bahkan ada, menurut asisten profesor ilmu politik di kampus Temple University di Jepang, Michael Cucek, yang menjelaskan bahwa istana melarang analisis apa pun dari segala aspek manifestasi fisik Rumah Kekaisaran.
"Kami melihat kotak-kotak itu, kami melihat bahwa mereka diikat pada staf Badan Rumah Tangga Kekaisaran," katanya. "Tapi apakah ada sesuatu di sana? Tidak ada yang tahu."
Baik Badan Rumah Tangga Kekaisaran dan Kantor Kabinet Jepang mengatakan mereka tidak dapat memberikan keterangan terkait dua tanda kebesaran, di luar apa yang telah diterbitkan dalam sejarah resmi Kekaisaran Jepang.