TEMPO.CO, Ankara – Polisi Turki menahan empat orang wali kota dari partai pro Kurdi dalam operasi penangkapan pada pagi hari.
Ini terjadi seiring berlangsungnya invasi militer Turki ke Suriah untuk memukul mundur pasukan Kurdi dari perbatasan kedua negara.
Wali kota dari Partai Demokratik Rakyat pro Kurdi atau HDP yang bertugas di distrik Hakkari, Yuksekova, Ercis, dan Nusaybin, ditahan atas tuduhan terkait dengan aktivitas terorisme.
Distrik ini terletak di perbatasan Turki, Suriah dan Irak seperti dilansir Anandolu dan dikutip Reuters.
“Sikap permusuhan domestik terhadap Kurdi terus berlanjut di perbatasan Suriah utara,” kata Pervin Buldan, salah satu pemimpin HDP seperti dilansir Reuters pada Selasa, 15 Oktober 2019.
Mayoritas partai oposisi di Turki mendukung operasi militer terhadap pasukan milisi Kurdi di Suriah utara. Namun, HDP meminta pemerintah menghentikan serangan ini dan menyebutnya sebagai upaya invasi.
Politisi HDP menyebut operasi militer ini sebagai upaya pemerintah menggalang dukungan publik di tengah merosotnya citra pemerintah.
“Jika orang Kurdi menanam bunga di pot, mereka akan menyebutnya pot teroris dan menembaknya dengan tank dan kanon,” kata Buldan.
Soal ini, pemerintah Turki mengatakan operasi militer ditujukan untuk menghalau pasukan milisi Kurdi atau YPG dari wilayah Suriah utara yang berbatasan dengan selatan Turki.
Ankara menyebut YPG kelompok teroris karena terkait dengan kelompok Kurdi bernama PKK, yang telah dilabeli sebagai kelompok teroris.
Pemerintah Turki mengatakan PKK dan YPG seharusnya tidak dianggap sama dengan warga Kurdi secara umum.
Menurut pengurus HDP, sekitar 151 orang anggotanya termasuk pejabat distrik telah ditahan selama sepekan terakhir sejak Turki menggelar invasi militer ke Suriah utara.
Pasukan Turki mengincar Kota Manbij, yang terletak di sebelah barat dari sungai Eufrat, yang menjadi basis milisi Kurdi. Sebelum ini, pasukan YPG mendapat dukungan dari militer AS, yang bekerja sama memerangi kelompok teror ISIS di Suriah.