Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelarian Korea Utara Meninggal Kelaparan di Korea Selatan

image-gnews
Seorang pelarian Korea Utara dan putrinya memegang potret Han Sung-ok, sesama pengungsi, dan putranya yang berusia 6 tahun, Kim Dong-jin, selama pemakaman mereka di Seoul, Korea Selatan, pada hari Sabtu, 21 September 2019.[Kim Hong-Ji / Reuters]
Seorang pelarian Korea Utara dan putrinya memegang potret Han Sung-ok, sesama pengungsi, dan putranya yang berusia 6 tahun, Kim Dong-jin, selama pemakaman mereka di Seoul, Korea Selatan, pada hari Sabtu, 21 September 2019.[Kim Hong-Ji / Reuters]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan pelarian Korea Utara dan putranya diduga meninggal kelaparan di salah apartemen kecil di Korea Selatan.

Ratusan orang turun ke jalan di Kota Seoul pada Sabtu untuk mengenang korban dan menggelar aksi teatrikal membawa dua peti mati ke kantor kepresidenan Korea Selatan, Blue House.

"Bawa kembali Sung-ok kita!" mereka meneriakkan dan menuntut permintaan maaf dari Presiden Moon Jae-in, karena dianggap mengabaikan kesejahteraan para eksil Korut, dikutip dari CNN, 22 September 2019.

Seorang pelarian Korea Utara Han Sung-ok, 42 tahun, dan putranya yang berusia enam tahun Kim Dong-jin ditemukan tewas pada akhir Juli. Mereka ditemukan setelah seorang inspektur meteran air datang memeriksa karena Han menunggak tagihannya selama berbulan-bulan, dan melihat bau busuk datang dari apartemen, menurut polisi Korea Selatan.

Inspektur air memanggil polisi, yang menemukan dua mayat yang sudah membusuk dan sebuah kulkas kosong, yang membuat petugas polisi mencatat kelaparan sebagai dugaan penyebab kematian, menurut sebuah pernyataan dari kepolisian kabupaten Gwanak. Autopsi tidak dapat dilakukan karena mayat-mayat itu telah membusuk.

Kasus ini telah kecaman di Korea Selatan, di mana beberapa pihak menganggap bahwa pemerintah tidak berbuat banyak untuk ribuan orang yang telah melarikan diri dari rezim represif di Korea Utara. Mereka ingin penyelidikan menyeluruh terhadap kematian Han dan putranya serta perubahan kebijakan untuk mencegah tragedi di masa depan.

Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan Han di Korea. Tetapi dia tampaknya menjadi semakin terisolasi dan sedih dalam bulan-bulan terakhirnya, meskipun bantuan untuk dia dan putranya hanya beberapa ratus meter jauhnya di kantor pemerintah kabupaten.

Aksi simbolis membawa peti mati tiruan untuk mengenang Han dan putranya, 21 September 2019.[Kim Hong-Ji / Reuters]

New York Times melaporkan, dia pertama kali tiba di Korea Selatan pada 2009, menurut catatan pemerintah. Seperti semua pelarian dari Utara yang terisolasi, ia menjalani 12 minggu kelas wajib, mempelajari keterampilan dasar seperti menggunakan kartu kredit dan mengendarai mobil.

Pemerintah memberi para pengungsi Korea Utara sebuah apartemen sewa rendah, pembayaran kesejahteraan dan perawatan kesehatan gratis dan pelatihan kerja. Tetapi banyak yang berjuang untuk melakukan transisi dari sistem yang sangat ketat dari Korea Utara ke sistem yang cepat dan kapitalistik di Korea Selatan. Beberapa bahkan telah kembali ke Utara, mengeluh bahwa mereka diperlakukan seperti warga negara kelas dua di Korea Selatan.

Han memperoleh dana kesejahteraan dalam sembilan bulan, menunjukkan bahwa ia beradaptasi dengan cepat ke kehidupan barunya. Tetapi Kim Yong-hwa, kepala Asosiasi Hak Asasi Manusia Pengungsi Korea Utara, yang mengenal Han, mengatakan bahwa dia telah membawa beban emosional.

Dia awalnya melarikan diri ke Korea Utara setelah kelaparan yang menewaskan jutaan warga Korea Utara pada akhir 1990-an, menurut Kim. Dia mengatakan dia menjadi salah satu dari ribuan perempuan Korea Utara yang dijual oleh pedagang manusia untuk pria Cina pedesaan yang mencari istri.

Perempuan-perempuan seperti itu hidup dengan ketakutan terus-menerus untuk kembali ke Korea Utara dan dikirim ke kamp kerja paksa. Kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa banyak suami Cina mereka mengeksploitasi kerentanan itu dan melakukan pelecehan seksual terhadap mereka.

Beberapa perempuan Korea Utara terpaksa ke Korea Selatan dengan anak-anak yang mereka miliki di Cina, hanya untuk menghadapi stigma menjadi seorang ibu tunggal di Korea Selatan, bersama dengan semua kesulitan lain untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di sana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Catatan Momen Penting Ernando Ari Bantu Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

3 jam lalu

Ekspresi dari penjaga gawang Timnas U-23 Indonesia Ernando Ari Sutaryadi usai menepis penalti dari pesepak bola Timnas U-23 Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat 26 April 2024. Indonesia memastikan lolos semifinal usai menang adu penalti dengan skor akhir 11-10, dimana sebelumnya kedua tim bermain imbang 2-2. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Catatan Momen Penting Ernando Ari Bantu Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

Ernando Ari turut berperan penting dalam kesukseskan timnas U-23 Indonesia lolos ke semifinal Piala Asia U-23 2024.


Disingkirkan Timnas Indonesia Lewat Adu Penalti, Asisten Pelatih Korea Selatan: Kami Tidak Beruntung

3 jam lalu

Asisten pelatih Timnas U-23 Korea Selatan, Myung Jae-yong di Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Disingkirkan Timnas Indonesia Lewat Adu Penalti, Asisten Pelatih Korea Selatan: Kami Tidak Beruntung

Asisten pelatih Timnas U-23 Korea Selatan, Myung Jae-yong, mengakui para pemainnya tak beruntung saat kalah adu penalti melawan Indonesia.


Detik-detik Adu Penalti Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan yang Bikin Jantungan Penonton

3 jam lalu

Suporter Indonesia memberi dukungan saat pertandingan  Timnas U-23 Indonesia melawan Timnas U-23 Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat 26 April 2024.. Timnas U-23 Indonesia lolos ke semifinal Piala Asia U-23 setelah mengalahkan Korea Selatan melalui adu pinalti dengan agregat 11-10, setelah sebelumnya bermain imbang dengan skor 2-2. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Detik-detik Adu Penalti Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan yang Bikin Jantungan Penonton

Timnas U-23 Indonesia kembali mencetak sejarah usai maju ke babak semifinal Piala Asia U-23 2024 dengan menyingkirkan Korea Selatan lewat adu penalti.


Khawatir Kebocoran Data, Militer Korea Selatan Akan Larang Personelnya Pakai iPhone

4 jam lalu

Tank K1A2 Korea Selatan bergerak selama latihan tembak gabungan di lapangan pelatihan militer di Pocheon pada 14 Maret 2024 sebagai bagian dari latihan militer gabungan tahunan Freedom Shield antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. JUNG YEON-JE/Pool via REUTERS
Khawatir Kebocoran Data, Militer Korea Selatan Akan Larang Personelnya Pakai iPhone

Militer Korea Selatan dilaporkan sudah membuat edaran yang melarang prajuritnya memakai perangkat iPhone karena khawatir datanya bocor.


Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

6 jam lalu

Elon Musk berencana menghapus judul dari artikel berita yang dibagikan di X (X/Kylie Robison)
Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

Elon Musk palsu menipu seorang wanita di Korea Selatan dengan menggunakan aplikasi deepfake. Bagaimana modusnya?


Timnas U-23 Indonesia Maju Semifinal Piala Asia U-23 2024, Begini Komentar Erick Thohir Usai Skuad Garuda Cetak Sejarah Baru

10 jam lalu

Timnas Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan dalam perempatfinal AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, di stadion di Abdullah bin Nasser bin Khalifa Stadium, Qatar, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Tim Humas PSSI
Timnas U-23 Indonesia Maju Semifinal Piala Asia U-23 2024, Begini Komentar Erick Thohir Usai Skuad Garuda Cetak Sejarah Baru

Timnas U-23 Indonesia maju ke semifinal Piala Asia U-23 2024 setelah menyingkirkan Korea Selatan lewat adu penalti 11-10, menyusul hasil imbang 2-2.


Timnas Indonesia ke Semifinal Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Korea Selatan Lewat Drama Adu Penalti 11-10

10 jam lalu

Komang Teguh (tengah) berhadapan dengan pemain timnas Korsel dalam perempatfinal AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, di stadion di Abdullah bin Nasser bin Khalifa Stadium, Qatar, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Tim Humas PSSI
Timnas Indonesia ke Semifinal Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Korea Selatan Lewat Drama Adu Penalti 11-10

Timnas Indonesia U-23 melaju ke babak semifinal Piala Asia U-23 2024 usai mengalahkan Korea Selatan lewat drama adu penalti.


1.000 Remaja Korea Selatan Ditangkap Polisi karena Judi Online

12 jam lalu

Ilustrasi Judi Online (Tempo)
1.000 Remaja Korea Selatan Ditangkap Polisi karena Judi Online

Polisi Korea Selatan menangkap 2.925 orang yang terlibat judi online, termasuk 1.000 orang remaja.


Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Timnas Indonesia Unggul 2-1 atas Korea Selatan

13 jam lalu

Rafael Struick (kanan) mencetak gol kedua dalam perempatfinal AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Cuplikan TVN
Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Timnas Indonesia Unggul 2-1 atas Korea Selatan

Dua gol Rafael Struick membuat Timnas Indonesia unggul 2-1 atas Korea Selatan pada babak pertama perempat final Piala Asia U-23 2024.


Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

14 jam lalu

Selebrasi timnas dalam pertandingan Indonesia vs Yordania, Minggu, 21 April 2024. HUMAS PSSI
Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Shin Tae-yong melakukan perubahan.