TEMPO.CO, Jakarta - UNICEF mengupayakan anak-anak korban gempa Palu yang kehilangan orang tua agar tetap diasuh kerabat serta mendapat perawatan pascatrauma, dukungan pendidikan, hingga kesehatan.
Konsultan Child Protection and Emergency UNICEF, Hening, mengatakan kepada Tempo 17 September 2019, pekerja sosial sudah melacak dan mengumpulkan anak-anak korban dua hari setelah gempa Palu.
"Teman-teman pekerja sosial sudah menemukan dan mendapat laporan anak yang hilang dan tanpa pendamping di beberapa lokasi terutama di pengungsian," kata Hening.
Pekerja sosial, lanjut Hening, akan menindaklanjuti atau melacak di mana keluarga anak atau orang tuanya. "Jadi mereka mendatangi atas laporan itu atau langsung menemukan atau mengidentifikasi nama orang tua dan alamat yang diketahui."
Baru-baru ini pekerja sosial sudah mengidentifikasi 28 anak. Selain itu, UNICEF bekerja sama dengan Save the Children dan organisasi mitra lain untuk pelacakan dan reunifikasi keluarga dengan berbagai platform, salah satunya melalui sistem daring.
"Total ada 59 anak yang sudah direunifikasi oleh Save the Children, UNICEF, dan Kemensos," kata Hening.
Staf UNICEF melihat papan dokumentasi proyek pemulihan pascagempa Palu, Sulawesi Tengah, saat kunjungan UNRC ke SDI Jono Oge, 17 September 2019. [Eka Yudha Saputra/Tempo]
Bagi anak-anak yang kehilangan orang tua, maka akan dicarikan kerabat atau keluarga terdekat yang mampu mengasuhnya. "Dari 28 anak yang sudah diidentifikasi sudah dikembalikan ke keluarganya."
UNICEF berupaya agar anak-anak korban gempa tidak tinggal di institusi atau panti asuhan dan mengupayakan agar bisa tinggal bersama keluarga. Setelah reunifikasi, anak-anak tetap mendapat bantuan dan pemantauan pascatrauma.
"Kondisi secara umum, anak-anak yang tadinya sudah putus sekolah sudah kembali sekolah dan ada bantuan ada beasiswa gratis," kata Hening.
UNICEF telah mendistribusikan layanan kebersihan termasuk 53.881 paket sanitasi di tiga distrik untuk 129.447 orang.
UNICEF juga memberikan vaksinasi kepada 1.770.912 anak-anak untuk mencegah malaria dan Rubella. Sekitar 25.886 anak-anak korban gempa Palu juga mendapat dukungan psikososial melalui 27 ruang ramah anak dan program sekolah.