TEMPO.CO, Jakarta - Serangan drone Houthi ke dua kilang minyak Arab Saudi memotong lebih dari setengah produksi minyak Arab Saudi.
Menurut laporan Reuters, 15 September 2019, dampak serangan akan memotong 5,7 juta barel per jari, seperti diungkapkan perusahaan minyak Saudi Aramco. Ini berarti akan memotong 5 persen lebih suplai minyak dunia.
Serangan fajar menyusul serangan lintas batas sebelumnya pada instalasi minyak Saudi dan kapal tanker minyak di perairan Teluk. Tetapi serangn drone kali ini adalah yang paling berani dan melumpuhkan banyak kapasitas produksi minyak negara. Arab Saudi adalah pengekspor terbesar di dunia, mengirimkan lebih dari 7 juta barel minyak ke seluruh dunia setiap hari, dan selama bertahun-tahun telah berfungsi sebagai pemasok jalan terakhir ke pasar.
Angka-angka OPEC terbaru dari Agustus 2019 menempatkan total produksi Saudi pada 9,8 juta barel per hari, menurut laporan CNN.
Drone attacks on two Saudi Aramco factories in Abqaiq and Khurais provinces sparked fires that the state oil company brought under control, the Saudi interior ministry spokesman said. More here: https://t.co/kGN6ZrIosg pic.twitter.com/2IiFRVXUWh
— Reuters Top News (@Reuters) September 14, 2019
Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyalahkan Iran, menulis di Twitter bahwa tidak ada bukti serangan datang dari Yaman.
"Di tengah semua seruan untuk de-eskalasi, Iran kini telah meluncurkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasokan energi dunia," kata Pompeo.
Sementara juru bicara kementerian luar negeri Iran membantah tuduhan Amerika.
"Tuduhan itu tidak berdasar, tanpa bukti dan tidak komprehensif," kata juru bicara Abbas Mousavi.
Juru bicara kementerian dalam negeri Arab Saudi, dikutip dari Saudi Press Agency, 14 September 2019, api membakar kilang minyak di Abqaiq setelah serangan drone, yang merupakan tempat pemrosesan minyak terbesar Saudi, dan fasilitas minyak di Khurais.
Abqaiq terletak 60 kilometer barat daya dari markas Saudi Aramco di Dhahran. Fasilitas minyak Abqaiq adalah kilang minyak terbesar di dunia, menangani minyak mentah dari ladang minyak raksasa Ghawar dan untuk ekspor ke terminal Ras Tanura, fasilitas pemuatan minyak lepas pantai terbesar di dunia, dan Juaymah. Kilang minyak Arab Saudi di Abqaiq juga memompa minyak ke barat melintasi kerajaan Arab Saudi ke terminal ekspor Laut Merah.
Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia, telah mengurangi produksi minyak mentah dan produk energi lainnya sebagai bagian dari upaya OPEC untuk meningkatkan harga. Arab Saudi menghasilkan sekitar 10 persen dari total pasokan minyak global 100 juta barel per hari.