TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Uganda Airlines kembali beroperasi setelah hampir 20 tahun menghilang dari langit Afrika.
Uganda Airlines melalui akun Twitter mengumumkan pengopeasiannya pada 21 Agustus 2019. Meski jika merujuk pada jadwal, maskapai ini beroperasi pada Juli.
Namun, maskapai yang didirikan oleh diktator Idi Amin tahun 1977 ini harus mendapatkan sertifikat untuk membuktikan krunya dapat terbang aman ke berbagai belahan dunia.
Menurut laporan CNN, Uganda Airlines membuka rute dari Entebbe ke Nairobi menggunakan pesawat bermesin jet ganda jenis Bombardier CRJ-900. Pesawat ini akan menghuungkan sejumlah kota misalnya Dar-es-Salaam di Tanzania, Mogadishu di Somalia, dan Juba di Sudan Selatan.
Menurut Jennifer Bamuturaki, direktur marketing dan urusan publik Uganda Airlines, pesawat ini akan terbang ke Demokratik Republik Kongo, Ethiopia, Rwanda, Zimbabwe, Ghana, Afrika Selatan, pada September ini.
Maskapai ini terpaksa tidak terbang selama hampir 20 tahun akibat kesulitan keuangan.
Saat ini Uganda mulai dilirik para turis dunia dan menjadi destinasi yang menarik. Menurut Vianney Luggya dari Otoritas Aviasi Sipil Uganda, saat ini ada sekitar 1,85 juta pengunjung ke Entebbe dan akan meningkat menjadi 7 juta.
Para turis datang ke Uganda sebagian besar tertarik dengan alamnya seperti taman nasional, resor di pantai, dan kehidupan hewan liar seperti gorilla gunung.
Uganda Airlines terbang ke tujuh destinasi dengan memiliki 15 pesawat pada saat maskapai ini ditutup tahun 2001 dipicu kesulitan keuangan.