TEMPO.CO, Jakarta - Teman separtai Donald Trump ramai-ramai mengecam kicauan Twitter rasis Trump terhadap empat anggota Kongres AS.
Tiga anggota Partai Republik dari Texas, di mana basis pendukung terkuat, menyuarakan kekhawatiran terhadap cuitan yang menyerang empat anggota Kongres minoritas. Anggota Republik Texas bergabug bersama hampir setengah anggota Kongres Republik Ohio yang mengecam kicauan Trump.
Seperti dilaporkan Reuters, 17 Juli 2019, anggota DPR Texas Will Hurd menyebut kicauan Trump "rasis dan xenofobia" dan tidak melambangkan pemimpin dari negara bebas.
Rekan Hurd dari Texas, Pete Olson, juga meminta Presiden Trump menarik kata-katanya.
Anggota DPR asal Ohio Mike Turner menyebut kata Trump "rasis." Empat lainnya dari Partai Republik Ohio bergabung dengan Turner mengutuk kicauan Trump.
Akhir pekan kemarin, Trump menulis di Twitter bahwa empat perempuan anggota kongres harus "kembali dan membantu memperbaiki tempat-tempat yang benar-benar rusak dan penuh kejahatan dari mana mereka berasal." Keempatnya adalah warga negara AS dan tiga lahir di Amerika Serikat.
Dari kiri ke kanan: anggota Kongres AS Rashida Tlaib, Ilhan Omar, Alexandria Ocasio-Cortez dan Ayanna Pressley mengadakan konferensi pers setelah Demokrat di Kongres AS bergerak untuk secara resmi mengutuk pernyataan Presiden Serangan Donald Trump terhadap empat perempuan kongres minoritas di Capitol Hill di Washington, AS, 15 Juli 2019. REUTERS / Erin Scott
Pemimpin Senat dari Partai Republik, Mitch McConnell, sementara menahan diri untuk tidak langsung mengkritik Trump, mengatakan pada hari Selasa bahwa debat publik harus tentang gagasan, bukan serangan pribadi.
Pemimpin Republik DPR AS Kevin McCarthy menolak debat dan upaya oleh Demokrat DPR untuk mengeluarkan resolusi mengecam pernyataan presiden sebagai motif politik.
Pada tahun 2020, Trump akan maju kembali untuk memperebutkan kursi presiden. Semua 435 kursi DPR dan sepertiga dari 100 kursi Senat akan diperebutkan. Dari hampir puluhan senator Partai Republik yang mengkritik pernyataan Donald Trump, hanya tiga yang menghadapi tantangan pemilihan ulang yang ketat.