TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah rekaman mengungkap pilot American Airlines memarahi pejabat Boeing karena sistem anti-stall Boeing 737 Max 8 yang bermasalah dan meminta segera melakukan perbaikan.
Rekaman yang diperoleh CBS News direkam saat pertemuan 27 November 2018.
Pertemuan antara pilot dan Boeing terjadi hanya beberapa minggu setelah insiden Lion Air di laut Jawa dan jatuhnya Ethiopian Airlines yang menggunakan Boeing 737 Max.
Baca juga: Boeing Tahu Pesawat 737 MAX Bermasalah Sebelum Laka Lion Air
"Kami benar-benar pantas mengetahui apa yang ada di pesawat kami," kata seorang pilot, dikutip dari CNN, 16 Mei 2019.
"Saya tidak setuju," balas pejabat Boeing.
Pada rekaman, Pilot berbicara dengan nada tinggi karena merasa tidak diberitahukan tentang sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang terdapat pada Boeing 737 Max.
"Orang-orang ini bahkan tidak tahu sistem sialan yang ada di pesawat, tidak juga orang lain," kata seorang pilot.
Sensor Angle of Attack (AOA), di bagian tengah bawah, terlihat pada pesawat 737 Max di pabrik Boeing di Renton, Washington, AS, 27 Maret 2019. [REUTERS / Lindsey Wasson]
Dilansir dari CBS News, pejabat yang berada dalam rekaman adalah Wakil Presiden Boeing, Mike Sinnett yang nampaknya tidak mengetahui sedang direkam.
Sinnet mengatakan insiden yang terjadi pada Lion Air adalah kejadian sekali dalam seumur hidup.
"Saya tidak tahu bahwa memahami sistem ini akan mengubah hasil dari ini. Dalam sejuta mil, Anda mungkin akan menerbangkan pesawat ini, mungkin hanya sekali Anda akan mendapati ini, selamanya," kata Sinnet.
Baca juga: Boeing Akan Pasang Sofware Baru di Pesawat 737 MAX
Pilot pada pertemuan itu tidak puas dengan jawaban Sinnet, karena mereka merasa sebagai garda terdepan dalam pesawat dan orang yang bertanggung jawab pertama kali ketika pesawat bermasalah.
"Kami membutuhkan informasi lebih," katanya.
Menurut laporan CNN, pihak Boeing belum menanggapi pengungkapan rekaman tersebut.
Baca juga: Undang 200 Pilot, Boeing Ingin Terbangkan 737 MAX Lagi
Boeing 737 Max didistribusikan ke beberapa negara pada Maret 2018, setelah itu insiden fatal terjadi kepada Ethiopian Airlines yang menewaskan semua penumpang hanya lima bulan setelah kecelakaan serupa, menimpa Lion Air di Laut Jawa yang menewaskan 189 penumpang.
Sampai saat ini, Boeing sedang berusaha melakukan sejumlah perbaikan terhadap Boeing 737 MAX 8 yang diharapkan dapat disetujui oleh otoritas penerbangan dan regulator.
CNN | CBS | EKO WAHYUDI