Menyusul kecelakaan Lion Air, Boeing menghadapi kritik dari beberapa serikat pilot AS karena tidak memiliki perincian dalam manual penerbangannya, terkait perubahan cara perangkat lunak MAX bereaksi jika terjadi "stall" dibandingkan dengan versi sebelumnya.
Boeing bersikeras bahwa prosedur kokpit sudah ada untuk mengatasi masalah yang dialami jet Lion Air.
Laporan awal mengenai kecelakaan Lion Air berfokus pada pemeliharaan dan pelatihan maskapai penerbangan, serta respons teknis sistem anti-stall pada sensor yang baru saja diganti, tetapi tidak memberikan alasan atas kecelakaan itu. Sejak itu, perekam suara kokpit telah dipulihkan dan laporan akhir akan dirilis akhir tahun ini.
Boeing diperkirakan akan memperkenalkan tambalan perangkat lunak untuk membantu mengatasi skenario yang dihadapi awak Lion Air pada akhir Maret atau April, kata pejabat pemerintah dan industri.
Boeing 737 MAX 8 Lion Air Thai [Business Insider]
Hingga kini, Boeing sudah menghadapi serangkaian tuntutan hukum di Amerika Serikat oleh keluarga korban kecelakaan Lion Air, termasuk lima kasus di pengadilan federal AS di Illinois, yang menjadi lokasi kantor pusat Boeing di Chicago.
Boeing 737 MAX 8 menggunakan mesin LEAP-1B yang dibuat oleh CFM International, perusahaan joint-venture dari General Electric Co dan Safran SA.
Pada 2017, Boeing menghentikan sementara semua model 737 MAX karena kekhawatiran tentang masalah kualitas pembuatan pada mesin baru.
Baca: Korban WNI Laka Ethiopian Airlines Ternyata Staf PBB
Jamie Jewell, juru bicara pembuat mesin pesawat CFM International, mengatakan pada saat itu bahwa inspeksi perusahaan menemukan "beberapa anomali dalam proses" pembuatan cakram untuk turbin jet. Jewell juga menekankan bahwa tidak ada masalah yang terkait dengan bagian terkait selama 2.000 jam lebih penerbangan uji coba pada 737 Max.
"Karena sangat berhati-hati, kami memutuskan untuk menangguhkan sementara penerbangan MAX. Langkah ini konsisten dengan fokus prioritas kami pada keselamatan bagi semua yang menggunakan dan menerbangkan produk kami," kata Boeing dalam sebuah pernyataan pada 2017.
Namun sampai hasil penyelidikan diumumkan, sulit untuk menentukan apakah kecelakaan maut Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines dan Lion Air adalah hasil dari kegagalan di pesawat, kesalahan manusia, atau faktor lain.