TEMPO.CO, Jakarta - Akibat hiperinflasi, kebutuhan pokok warga Venezuela empat kali dari gaji minimum bulanan Venezuela.
Luis, seorang duda dan pensiunan yang tinggal di ibu kota Venezuela, Caracas, memperlihatkan struk daftar harga barang sehari-hari, dari kertas toilet hingga sabun.
Baca: Petani Venezuela Sebut Pemerintahan Maduro Tidak Beri Bantuan
Total biaya barang-barang pokok ini mencapai lebih dari 4 kali upah minimum bulanan.
"Saya bisa bertahan karena putra saya mengirimi uang," katanya, dikutip dari Euronews, 4 Maret 2019.
"Seluruh tabungan hidup saya ludes karena hiperinflasi," tambahnya.
Harga susu sekitar 4.500 bolivar, atau 25 persen dari nilai upah minimum Venezuela.[Euronews]
Kedua putra tertua Luis telah bermigrasi, meskipun kedua anaknya yang lebih kecil tetap di Venezuela. Ia hanya mampu membeli keju setara 1 kg dari uang pensiun bulanannya.
"Sebagai seorang ayah, saya dapat memberi mereka kebutuhan dasar: pendidikan, kesehatan, dan gizi, terima kasih atas dukungan saudara kandung mereka yang bermigrasi. Jika hanya mengandalkan saya, itu tidak mungkin," katanya.
"(dampak) Hiperinflasi terlalu besar bagi keluarga untuk memberi makan mereka sendiri," kata Alvaro profesor teknik komputer di Venezuela barat.
Baca: Kelaparan, Warga Venezuela Terpaksa Makan Daging Anjing
Upah minimum di Venezuela adalah 18.000 bolivar, yang berarti bahwa satu liter susu memaksa orang Venezuela menghabiskan seperempat upah bulanan mereka.
Mengunggah harga barang di Twitter demi menunjukkan dampak hiperinflasi di Venezuela.
Associate Producer The Cube, Seana Davis, mengunggah struk harga pisang senilai 10 persen dari gaji minimum bulanan di Twitter. Davis juga mengunggah harga barang kebutuhan kamar mandi seperti pasta gigi hingga sabun.
This picture, taken in Venezuela, shows bananas that would cost a 10% of monthly minimum wage. pic.twitter.com/lvFTMXDuiZ
— Seana Davis (@Seana_Davis) February 15, 2019
2 liter jus jeruk seharga 5.000 bolivar (Rp 21 ribu) dan kopi termurah dengan harga setengahnya. Ini berarti seseorang dengan upah minimum hanya mampu membeli lebih dari 7 kopi dan 4 jus per bulan.
Ekonomi Venezuela yang bergantung pada minyak tampaknya terus mengalami penurunan.
This receipt from Venezuela shows a list of items - from soap to toothpaste. It adds up to nearly 5 months of minimum wage. pic.twitter.com/7gzxBA6Fc1
— Seana Davis (@Seana_Davis) February 15, 2019
IMF memprediksi hiperinflasi Venezuela bisa tembus 10 juta persen pada 2019 dan ini membuat mata uang Venezuela merosot jatuh.
Pada Agustus 2018, presiden Venezuela Nicolas Maduro mendevaluasi mata uangnya, menghilangkan lima nol untuk menyelamatkan mata uang nasional.
Baca: Warga Venezuela Mengais Keranjang Sampah Demi Dapat Makanan
Profesor dan Ekonom Steve Hanke dari Universitas John Hopkins menyebut langkah itu hanyalah tipuan semata.
"Re-denominasi pergi ke salah satu ahli bedah plastik terkenal Caracas. Penampilan berubah, tetapi, pada kenyataannya, tidak ada apa-apa. Berbulan-bulan berlalu, 'pembedahan' mata uang tidak berdampak apapun untuk menyelamatkan ekonomi Venezuela dari keruntuhan," katanya.
Baca: 3 Kondisi Memprihatinkan di Venezuela
Venezuela berjuang keras untuk menyelamatkan mata uang dan ekonominya yang hancur dari hiperinflasi, sementara rakyat Venezuela kelaparan karena mahalnya kebutuhan pokok di Venezuela.