TEMPO.CO, Jakarta - Raja Salman terpaksa campur tangan setelah kasus Jamal Khashoggi semakin memanas dan Arab Saudi semakin ditekan oleh negara-negara Barat.
Intervensi Raja Salman atas kasus Jamal Khashoggi dilaporkan dari lima sumber yang dekat dengan keluarga kerajaan Saudi, seperti dilaporkan Reuters, 20 Oktober 2018.
Kamis lalu pada 11 Oktober, Raja Salman mengirim asistennya yang paling tepercaya, Pangeran Khaled al-Faisal, gubernur Mekah, ke Istanbul untuk mencoba meredakan krisis.
Baca: Pria Pengawal MBS di Konsulat Saat Jamal Khashoggi Dibunuh
Campur tangan Raja Salman terjadi setelah para pemimpin dunia menuntut penjelasan dan rumor yang mengatakan bahwa putranya, Mohammed bin Salman, terlibat atas hilangnya Jamal Khashoggi.
Pangeran Khaled al-Faisal [guests.gov.sa]
Selama kunjungan Pangeran Khaled, Turki dan Arab Saudi setuju untuk membentuk kelompok kerja bersama untuk menyelidiki hilangnya Khashoggi. Raja Salman kemudian memerintahkan jaksa penuntut umum Arab Saudi untuk membuka penyelidikan berdasarkan temuannya.
Baca: Intelijen AS Yakin MBS Terlibat Kasus Jamal Khashoggi
"Penunjukan Khaled, seorang bangsawan senior dengan status tinggi, mengatakan karena ia adalah penasihat pribadi raja, tangan kanannya dan memiliki ikatan yang sangat kuat dan persahabatan dengan (Presiden Turki) Erdogan," kata sumber Arab Saudi yang memiliki hubungan di lingkaran pemerintah.
Jamal Khashoggi, 59 tahun, wartawan asal Arab Saudi, hilang di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki. Sumber : AP/trtworld.com
Sejak pertemuan antara Pangeran Khaled dan Erdogan, Raja Salman telah menegaskan dirinya yang mengurus kasus ini, menurut sumber yang berbeda, seorang pengusaha Arab Saudi yang tinggal di luar negeri tetapi dekat dengan lingkaran kerajaan.
Para pejabat Saudi tidak segera menanggapi pertanyaan Reuters tentang keterlibatan Raja Salman dalam penanganan krisis.
Baca: 7 Terduga Pembunuh Jamal Khashoggi Pengawal Mohammed bin Salman
Sejak ia naik tahta pada Januari 2015, raja telah memberi Mohammed bin Salman, putra kesayangannya, kewenangan lebih untuk menjalankan roda pemerintahan Arab Saudi.
Namun mencuatnya kasus Jamal Khashoggi dan intervensi Raja Salman telah menodai reputasi Mohammed bin Salman, serta memicu pertanyaan di antara sekutu Barat dan beberapa orang Arab Saudi tentang kepemimpinannya.
