TEMPO.CO, Jakarta - Kematian suami karena penyakit kanker telah mendorong Khadija Ayad al-Qorti, 72 tahun, membuat perubahan besar dalam hidupnya. Dia mengubah rumahnya di ibu kota Rabat, Maroko, menjadi rumah singgah bagi para pasien kanker.
Dikutip situs english.alarabiya.net pada Rabu, 3 Oktkober 2018, Qorti mendirikan yayasan Jannat pada 2009 atau beberapa bulan setelah suaminya meninggal karena sakit kanker. Pendirian yayasan itu karena Qorti pada faktanya melihat banyak pasien kanker terpaksa terlantar karena mahalnya biaya untuk sampai ke ibu kota. Kebutuhan makan selama proses pengobatan juga semakini memberatkan pasien.
Baca: Menimbang Kondisi Ekonomi Penderita Kanker
Kematian suami karena penyakit kanker telah mendorong Khadija Ayad al-Qorti, 72 tahun, membuat perubahan besar dalam hidupnya. Dia mengubah rumahnya di ibu kota Rabat, Maroko, sebagai rumah singgah bagi para pasien kanker. Sumber: Reuters/english.alarabiya.net
Baca: BPJS Kesehatan Jelaskan Soal Obat Kanker yang Kini Tak Lagi Dijamin
Yayasan Jannat milik Qorti, menyediakan penginapan bagi para pasien kanker dan keluarganya. Mereka pun memberikan transportasi gratis ke pusat onkologi Rabat dan makanan gratis selama mereka menginap di rumah Qorti yang sudah disulap menjadi rumah singgah.
Saat ini, Qorti merawat 15 perempuan di rumahnya. Dia pun menyewa 15 unit rumah susun dekat rumahnya agar bisa menampung 15 pasien kanker lainnya.
Qorti hidup bergantung pada uang pensiun mendiang suaminya sebesar US$ 47.50. Uang itu digunakannya untuk menjalankan yayasan yang didirikannya.
Langkah sosial Qorti menggugah nurani pemerintah daerah Rabat dan lembaga-lembaga donor. Kontribusi mereka telah membantu Yayasan Jannat menyewa lebih banyak unit di rumah susuh untuk menampung pasien penyakit kanker dari luar daerah.
Jumlah pasien kanker di Maroko meningkat dengan 40 ribu pasien baru terdaftar setiap tahun. Kanker payudara adalah penyakit paling banyak dialami pasien perempuan, diikuti kanker rahim dan tiroid.