TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menerima tawaran Israel untuk berbagi informasi terperinci mengenai serangan udara Israel di Suriah yang memicu penembakan oleh pasukan Suriah yang menjatuhkan pesawat pengintai Rusia, Il-20.
Pasukan Suriah mengira Il-20 Rusia adalah pesawat Israel, dan menembak jatuh pesawat sehingga menewaskan semua awak yang berjumlah 15 orang pada Senin malam 17 September, seperti dilaporkan dari Associated Press, 21 September 2018.
Baca: Ilyushin - 20 Tertembak Jatuh, Rusia Kirim Tim Investigasi
Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan Israel atas insiden ini, tetapi Vladimir Putin berusaha untuk meredakan ketegangan dengan menyebut bahwa ini adalah insiden tak disengaja.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan kepada Putin belasungkawa atas kematian awak pesawat dan menyalahkan Suriah. Presiden Suriah Bashar Assad mengirim Putin sebuah telegram Rabu 19 September yang berisi ucapan belasungkawa dan menyalahkan serangan Israel.
Pesawat militer Rusia Ilyushin-20
Sementara Sputniknews melaporkan delegasi militer Israel yang dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Udara Israel, Mayor Jenderal Amikam Norkin, berkunjung ke Moskow pada 20 September dengan informasi tentang jatuhnya pesawat pengintai Il-20 Rusia di lepas pantai Suriah.
Baca: Salahkan Suriah, Netanyahu Siap Kirim Komandan AU ke Rusia
"Komandan Angkatan Udara dan pejabat yang menyertainya akan menyajikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam semua aspeknya, termasuk ... kesimpulan utama dari penyelidikan yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel," tulis pernyatan resmi biro militer Israel, dikutip dari Sputniknews, 21 September 2018.
Sebelum identifikasi penembakan pesawat, pangkalan udara Hmeymim Rusia kehilangan kontak dengan pesawat militer Il-20 Rusia pada Senin malam 17 September saat empat pesawat F-16 Israel menyerang sejumlah sasaran di Suriah, tepatnya provinsi Latakia. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Selasa 18 September bahwa militer Israel sengaja menciptakan situasi berbahaya dengan menggunakan pesawat Rusia sebagai perisai terhadap sistem pertahanan udara Suriah.
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengunjungi stand sniper saat menghadiri pameran Kalashnikov Concern di taman militer Patriot, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Dikutip dari Associated Press, militer Israel mengatakan jet tempurnya menargetkan fasilitas militer Suriah yang terlibat dalam penyediaan senjata untuk milisi Hizbullah yang didukung Iran dan bersikeras telah memperingatkan Rusia terkait serangan tersebut. Namun tentara Suriah menembakkan rudal anti-udara yang menghantam pesawat Rusia ketika jet Israel sudah kembali ke wilayah udara Israel.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan peringatan Israel disampaikan kepada pihak Rusia kurang dari satu menit sebelum serangan, yang menyebabkan pesawat Rusia berada di garis tembak.
Wakil Perdana Menteri Rusia, Yuri Borisov, mengatakan Rusia akan memasukkan sistem perlindungan otomatis di pangkalan udara dan angkatan laut Rusia di Suriah.
Baca: Rusia: Israel Menembak Jatuh Pesawatnya di Suriah
Harian bisnis Kommersant melaporkan bahwa Rusia juga dapat menanggapi jatuhnya pesawatnya dengan menjadi lebih enggan untuk melibatkan Iran dan milisi proksinya, Hizbullah, untuk membantu meredakan kekhawatiran Israel.
Rusia telah memainkan permainan diplomatik yang rumit untuk mempertahankan hubungan persahabatan dengan Israel dan Iran. Pada Juli, Rusia membuat kesepakatan dengan Iran untuk menjaga pejuangnya dengan radius 85 kilometer dari Dataran Tinggi Golan di perabatasan Suriah, untuk meredakan kekhawatiran keamanan Israel.