TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Kerajaan Malaysia telah mengirim permintaan resmi kepada pihak berwenang Makau untuk meminta penangkapan Low Taek Jhow atau Jho Low dan masih menunggu tanggapan pihak Makau.
Kepala polisi Malaysia, Mohamad Fuzi Harun, pada Selasa 10 Juli, mengatakan pengusaha itu diyakini telah melarikan diri dari Hong Kong ke Makau menggunakan feri. Dia menjadi buron pemerintah Malaysia karena skandal 1MDB.
Baca: Skandal Korupsi 1MDB, Jho Low Bersembunyi di Hong Kong
"Sebelum ini, kami mengirim tim ke Hong Kong untuk melacak Jho Low setelah kami diberitahu oleh pihak berwenang di sana. Namun, setelah kami tiba, tersangka telah melarikan diri ke Makau dengan feri," kata Fuzi Harun, seperti dilaporkan Channel News Asia, 11 Juli 2018.
"Kami telah mengirim permintaan resmi ke Makau terkait kasus ini. Kami juga telah mengirim peringatan siaga dan meminta bantuan negara lain seperti Uni Emirat Arab, Indonesia, India, Myanmar, Cina dan Hong Kong melalui Interpol, serta ke Taiwan melalui saluran diplomatik," tambah Mohamad Fuzi.
Mohamad Fuzi mengatakan dia menerima email dari polisi Macau pada 9 Juli yang memberitahunya tentang perkembangan terakhir keberadaan Jho Low.
Pengumuman DPO MACC atau Suruhan Jaya Pencegahan Rasuah Malaysia (SPRM) untuk pengusaha Jho Low dan mantan direktur SRC International, Nik Faisal Ariff Kamil Nik Othman Arif Kamil, 7 Jumi 2018. [SRPM via Facebook]
"Kami menerima email dari Makau dua hari yang lalu. Email tersebut menyatakan bahwa Jho Low telah meninggalkan Macau untuk tujuan yang tidak diketahui. Mereka tidak menyebutkan tanggal yang terakhir dia pergi dan Direktur Imigrasi kami mengatakan mereka percaya dia memiliki banyak paspor atau paspor," kata Mohamad Fuzi, seperti dikutip dari Malaymail.
Baca: Di Mana Jho Low, Najib Razak: Saya Tidak Tahu
Harian Hong Kong melaporkan bahwa Low pergi ke Makau minggu lalu, dan diduga dia telah mengajukan permohonan suaka di sana, karena Malaysia tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Makau.
Pada 4 Juli, Departemen Imigrasi Malaysia mengatakan bahwa mereka telah membatalkan paspor Jho Low, terkait dengan investigasi skandal 1MDB. Paspor itu dibekukan sejak 15 Juni di bawah perintah Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC).
Pada 5 Juli, pihak berwenang Malaysia menegaskan bahwa Jho Low telah melarikan diri ke Makau. Berdasarkan pengembangan penyelidikan skandal 1MDB, Jho Low, yang merupakan orang dekat mantan perdana menteri Najib Razak, membantu mendirikan 1MDB dan ikut membuat keputusan keuangan 1MDB meskipun ia tidak memiliki posisi resmi di perusahaan.