TEMPO.CO, Langkawi – Bekas Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, mengatakan pengusaha Low Taek Jho atau lebih dikenal sebagai Jho Low memiliki koneksi dengan negara Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Najib merasa koneksi itu bisa menarik investasi dari dua negara itu ke Malaysia.
Baca:
Rumah Najib Razak Kembali Diserbu Polisi Malaysia
PM Mahathir: Najib Razak Bakal Didakwa Penggelapan dan Penyuapan
Jho Low adalah salah satu tokoh utama dalam pusaran skandal 1MDB atau 1 Malaysia Development Berhad ini. KPK Malaysia atau Malaysian Anti-corruption Commission sedang mencarinya untuk menangkap dan menginterogasinya soal skandal 1MDB, yang nilainya diduga mencapai puluhan triliun rupiah itu.
“Saya tidak memberi dia perintah tapi dia secara suka rela melakukan sejumlah hal tertentu, yang dia pikir dapat membantu 1MDB,” kata Najib kepada Reuters, Rabu, 20 Juni 2018.
Bekas PM Malaysia Najib Razak dan Rosmah Mansor terlihat tertidur di kursi di rumahnya di Jalan Langgak Duta, Kuala Lumpur, saat polisi menggelar penggeledahan pada Rabu malam, 16 Mei 2018. Malaysia Kini
Najib melanjutkan,”Apapun yang dia (Jho Low) lakukan merupakan tanggung jawab dari jajaran manajemen dan direksi.”
Baca:
KPK Malaysia Panggil Najib Razak Soal Skandal 1MDB Hari Ini
Najib Razak Akan Dijerat Pasal Pencucian Uang di Skandal 1MDB
Najib juga menjawab soal hubungan Low dengan putra tirinya Riza Aziz, yang menurutnya berteman. Najib mengaku tidak tahu menahu soal adanya dana 1MDB digunakan dalam kegiatan perusahaan produksi film Hollywood milik Aziz, yang telah memproduseri film terkenal “Wolf of Wall Street”.
Saat ditanya apakah Najib masih berkomunikasi dengan Low, dia menjawab,”Kami telah putuh komunikasi lagi. Saya tidak tahu dimana dia saat ini.” Pengacara Low tidak bisa dihubungi saat dimintai konfirmasi oleh Reuters.
Najib juga menjawab soal koneksi Timur Tengah dan dana senilai US$681 juta atau sekitar Rp9,6 triliun yang masuk ke dalam rekening pribadinya.
Najib berkukuh itu adalah dana sumbangan dari Arab Saudi dan bukan seperti gugatan hukum di Amerika Serikat yang menyebut uang itu sebagai penyelewengan dana 1MDB.
Polisi mengangkut sejumlah kotak berisi barang-barang yang disita dari apartemen milik mantan Perdana Menteri Najib Razak di Kuala Lumpur, Malaysia, 18 Mei 2018. Polisi menyita 284 kotak berisi tas mewah milik istri Najib, Rosmah Mansor terkait kasus dugaan pencucian uang. Ariffin Jamar/The Straits Times via REUTERS
“Yang saya tahu, saya terima apa adanya bahwa ini datang dari Saudi dari Raja Abdullah atas perintah dia,” kata Najib. Raja Abdullah meninggal dunia pada 2015 pada usia 91 tahun dan digantikan adik kandungnya Raja Salman, yang memerintah Saudi saat ini.
Najib juga mengaku tidak tahu sama sekali mengenai transaksi keuangan yang melibatkan rekening pribadinya. Dia mengaku telah menunjuk Nik Faisal Ariff Kamil, direktur SRC International, untuk mengelola rekening itu. SRC merupakan bekas unit bisnis di bawah 1MDB yang kemudian diambil alih Kementerian Keuangan Malaysia.
Saat ini, KPK Malaysia sedang menginvestigasi soal aliran dana sekitar Rp150 miliar dari rekening SRC dan masuk ke rekening pribadi Najib. KPK telah mengeluarkan instruksi penangkapan untuk Nik Faisal.
Saat ditanya apakah dia berniat melarikan diri dari Malaysia akibat adanya pengusutan kasus ini, Najib Razak membantah. ”Tidak, saya tidak pernah berencana untuk pergi. Karena jika saya pergi maka ada anggapan saya bersalah.” Dia menambahkan,”Saya tidak bisa menjadi buron seumur hidup saya. Saya ingin membersihkan nama saya.”