TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Guatemala terpaksa menutup satu-satunya bandara internasional La Aurora di Guatemala City setelah gunung berapi di negeri itu meletus pada Ahad petang, 3 Juni 2018, waktu setempat. "Penutupan itu demi menjamin keselamatan penumpang dan pesawat," tulis CNN.
Para pejabat di Guatemala mengatakan kepada media, letusan gunung berapi masih menimbulkan bahaya dan dapat menyebabkan lebih banyak lumpur dan aliran piroklastik. "Suhu dalam aliran piroklastik dapat melebihi 700 derajat Celcius dan abu vulkanik dapat berada dalam jarak 15 kilometer," kata Direktur Institut Seismologi, Gunung Api dan Meteorologi Guatemala, Eddy Sanchez.
Lihat Foto: Letusan Gunung Berapi Guatemala Membuat 25 Orang Tewas
Seorang pekerja penyelamat menggendong seorang anak yang tertutup abu vulkanik dari letusan gunung berapi Fuego di El Rodeo, Guatemala 3 Juni 2018. Setidaknya 25 orang telah tewas dan puluhan lainnya terluka serta hilang akibat letusan gunung berapi tersebut. REUTERS/Fabricio Alonzo
Letusan gunung berapi Fuego pada Ahad kemarin telah menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai hampir 300 lainnya. Bencana itu, tulis media di Guatemala, terburuk sejak lebih dari empat dekade lalu.
Volcan de Fuego atau Gunung Api Fuego memuntahkan lahar panas sejauh delapan kilometer dan melepaskan debu serta asap hitam tebal menyebar ke ibu kota Guatemala dan daerah sekitarnya.Seorang petugas pemadam kebakaran menutup jenazah warga yang tewas akibat letusan gunung berapi Fuego di kamar mayat di Alotenango, Guatemala, Minggu, 3 Juni 2018. Letusan gunung berapi tersebut membuat sekitar 2.000 warga di sekitar gunung melakukan eksodus ke kota lain yang lebih aman. (AP Photo/Luis Soto)
Beberapa media melaporkan, sebagaimana dikutip Reuter dan CNN, korban teas akibat letusan gunung berapi paling aktif di Amerika Latin itu tampak bergelimpangan dan terseret air berasap. Kata pejabat setempat, ini adalah letusan kedua dari gunung berapi setinggi 3.763 meter pada 2018.
Baca: Gunung Meletus, Warga Guatemala Siap Diungsikan
"Ada lahar panas mengalr ke Desa El Rodeo. Korban tewas dan cedera akibat terbakar," kata Sekretaris Jenderal Badan Penanggulangan Bencana Guatemala atau CONRED, Sergio Cabanas, seperti dilansir Reuters pada 4 Juni 2018.