TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat, melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo yang sedang melawat ke Timur Tengah, mengutuk serangan bom bunuh diri di Afganistan, Senin, 30 April 2018. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 29 orang termasuk wartawan yang melakukan liputan di Kabul, Afganistan.
Baca: Afganistan, Kawasan Mengerikan Bagi Jurnalis
Pusat pendaftaran pemilih yang diserang oleh seorang pembom bunuh diri di Kabul, Afganistan, 22 April 2018. Afganistan mendapatkan serangan mematikan berkali-kali dalam beberapa hari ini menjelang pemilihan Dewan Distrik yang akan digelar pada 20 Oktober 2018. AP/Rahmat Gul
"Kami mengucapkan belasungkawa sedalamnya kepada keluarga, sahabat dan para korban yang cedera maupun tewas," kata Pompeo melalui sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. "Kemerdekaan media adalah landasan demokrasi," tegasnya.
Menurutnya, komunitas internasional komit mendukung kekebasan masyarakat Afganistan. "Mereka tidak akan terguncang oleh serangan tersebut." Pompeo menambahkan, Amerika Serikat adalah sekutu Afganistan memerangi ISIS, kelompok bersenjata yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan mematikan tersebut.Seorang wanita berteriak dan menangis di sebuah rumah sakit setelah dia kehilangan putranya dalam serangan bom bunuh diri di Kabul, Afganistan, 22 April 2018. Menurut para saksi mata, di antara korban kebanyakan kaum wanita dan anak-anak. AP/Massoud Hossaini
"Kami berdiri bersama rakyat Afganistan, kemerdekaan media dan pemerintah Afganistan, serta komit mendukung upaya rakyat Afganistan mencapai perdamaian, keamanan dan demokrasi demi negaranya," jelas Pompeo seperti dikutip kantor berita Kuwait, KUNA.
Baca: Ledakan Bom Kembar di Afganistan, Sedikitnya 21 Orang Tewas
Ledakan bom bunuh diri mengguncang Afganistan, Senin, menewaskan sedikitnya 29 orang termasuk sembilan wartawan. Aksi ini diakui oleh ISIS sebagai pelakunya.