Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

EKSKLUSIF: Catatan Berharga Eksil Hendromartono dari Azerbaijan

image-gnews
RM Hendromartono, setengah abad jadi eksil di Azerbaijan
RM Hendromartono, setengah abad jadi eksil di Azerbaijan
Iklan

TEMPO.CO, Solo - RM Hendromartono menghabiskan nyaris dua pertiga umurnya di Azerbaijan jadi eksil sebagai imbas situasi politik di Indonesia. Peraih beasiswa kuliah ke luar negeri di era Sukarno itu tidak berani pulang lantaran khawatir dituduh komunis. Apalagi, dia saat itu kuliah di negara yang menjadi bagian Uni Sovyet.

Padahal, selama berkuliah di negara itu, hanya pengetahuan tentang minyak yang didapatkannya. "Tidak ada propaganda tentang komunis dan semacamnya," katanya. Sukarno saat itu memang tengah menyiapkan tenaga-tenaga ahli di bidang perminyakan agar bisa mengelola hasil tambang minyak dengan baik di Indonesia.

Baca: EKSKLUSIF: Hendromartono, Setengah Abad Jadi Eksil di Azerbaijan

Azerbaijan sendiri dipilih lantaran merupakan penghasil minyak yang cukup besar. Kilang minyak di daerah itu dikelola dengan sangat baik sehingga mampu menjadi pemasok minyak utama bagi Uni Sovyet.

"Sehingga setelah Sovyet pecah, Azerbaijan menjadi salah satu negara yang paling maju," kata Hendro, sapaan untuk Hendromartono kepada Tempo di rumahnya di Solo, Kamis, 22 Maret 2018. 

Ada banyak hal yang dipelajari oleh Hendromartono saat tinggal selama setengah abad di Azerbaijan. Menurutnya, tata kelola tambang minyak dilakukan oleh para pegawai yang memiliki dedikasi tinggi.

RM Hendromartono lahir dua tahun sebelum kemerdekaan Indonesia, menghabiskan setengah abad hidupnya sebagai eksil Azerbaijan. 

Baca: Eksil di Azerbaijan, Hendromartono Hanya Bersama 2 Rekannya WNI

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tidak ada kasus korupsi maupun upaya mengambil keuntungan pribadi," ujar Hendro.

Hal itu membuat kekayaan yang dikelola oleh negara dari hasil minyak cukup melimpah. "Setiap orang yang tinggal di Azerbaijan mendapat jaminan sosial yang layak," ujarnya.

Lapangan kerja di Azerbaijan juga terbuka luas bagi setiap orang, termasuk warga negara asing.

Baca: Ini Kerinduan Para Eksil Tragedi 1965 di HUT RI ke-70  

"Di sana, semua pegawai berstatus sebagai pegawai pemerintah," katanya. Mereka tidak mengenal pegawai swasta karena setiap potensi ekonomi memang dipegang oleh negara. Kondisi itu mulai berubah saat Uni Sovyet akhirnya bubar.

Warga negara asing yang tinggal di Azerbaijan juga berhak atas berbagai jaminan sosial, termasuk jaminan kesehatan hingga uang pensiun.

"Hanya hak politik saja yang tidak diberikan," kata Hendromartono, eksil setengah abad di Azerbaijan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sedih Usai Nonton Film Eksil, Mahfud MD Akui Perjuangkan Kewarganegaraan Mereka

48 hari lalu

Film berjudul Eksil karya Sutradara Lola Amaria meraih penghargaan film terbaik kategori Indonesian Screen Awards. Foto : dokumentasi JAFF
Sedih Usai Nonton Film Eksil, Mahfud MD Akui Perjuangkan Kewarganegaraan Mereka

Saat menjadi Menkopolhukam, Mahfud MD mengaku pernah bertemu dengan tokoh eksil yang ada di film dokumenter itu.


Nobar Film Eksil di CGV Samarinda Mendadak Dibatalkan Karena Harus Ada Izin dari Kepolisian

22 Februari 2024

Adegan di film Eksil. Foto: JAFF.
Nobar Film Eksil di CGV Samarinda Mendadak Dibatalkan Karena Harus Ada Izin dari Kepolisian

Nobar Film Eksil di CGV Samarinda mendadak dibatalkan karena diharuskan membuat surat izin keramaian ke Polresta Samarinda.


Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Menkopolhukam Mahfud MD berbincang dengan seorang eksil seusai pertemuan rombongan pemerintah dengan para eksil Indonesia di Diemen, Belanda, pada hari Minggu, 27 Agustus, 2023. Foto: Linawati Sidarto
Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.


Yasonna Laoly Jamin Kemudahan Pemberian Hak Kewarganegaraan untuk Eksil Politik

27 Agustus 2023

Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly memimpin Delegasi Indonesia pada Sidang Organisasi Hak atas Kekayaan Intelektual (KI) Dunia atau dikenal dengan World Intellectual Property Organization (WIPO) ke-64 di Jenewa, Swiss. 6-14 Juli 2023. Sidang ini dihadiri oleh 156 negara anggota WIPO. FOTO:istimewa
Yasonna Laoly Jamin Kemudahan Pemberian Hak Kewarganegaraan untuk Eksil Politik

Yasonna Laoly menjamin akan mempermudah proses keimigrasian dan tidak akan menarik biaya untuk melakukan hal tersebut.


Mahfud MD ke Eropa Ketemu Para Eksil 1965, Abdullah Azwar Anas Jadi Menkopolhukam Ad Interim, Ini Profilnya

25 Agustus 2023

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Anas memberikan sambutan dalam peluncuran hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu, 14 Desember 2022. Kategori pemprov diraih oleh Pemprov Bali dengan skor 78,82, kategori pemkot diraih oleh Pemkot Madiun dengan skor 83,00, dan kategori pemkab diraih oleh Pemkab Boyolali dengan skor 83,33. TEMPO/ Muhammad Ilham Balindra/Magang
Mahfud MD ke Eropa Ketemu Para Eksil 1965, Abdullah Azwar Anas Jadi Menkopolhukam Ad Interim, Ini Profilnya

Abdullah Azwar Anas merupakan Menteri PANRB yang ditunjuk gantikan Menkopolhukam selama Mahfud MD di luar negeri.


Mahfud MD Akan Ke Ceko Praha dan Amsterdam Menemui Para Eksil 1965, Begini Arti Eksil

22 Agustus 2023

Menko Polhukam, Mahfud MD memberi keterangan terkait investigasi Tragedi Kanjuruhan di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2022. Tim Gagabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) akan menyerahkan hasil investigasi tragedi Kanjuruhan ke Presiden Joko Widodo pada Jumat, 14 Oktober 2022. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mahfud MD Akan Ke Ceko Praha dan Amsterdam Menemui Para Eksil 1965, Begini Arti Eksil

Mahfud MD akan ke Ceko Praha dan Amsterdam untuk menemui para eksil 1965. Begini pengertian eksil.


Mahfud MD Bakal Jemput dan Ajak Pulang Eksil di Eropa

4 Juli 2023

Menkopolhukam Mahfud MD memberikan ketetangan saat pembentukan Tim Percepatan Reformasi Hukum di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat, 9 Juni 2023. Dalam keteranganya Mahfud membentuk tim ini sampai 31 Desember untuk melakukan riset seperti dugaan korupsi di lingkungan peradilan, masalah konflik agraria, hingga mafia hukum, anggota tim Najwa Shihab juga menegaskan akan tetap bekerja secara independen karena mayoritas diisi oleh kalangan masyarakat sipil. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mahfud MD Bakal Jemput dan Ajak Pulang Eksil di Eropa

Mahfud MD menyatakan bakal menjemput dan mengajak para eksil politik di Eropa kembali ke Indonesia. Mereka terusir dari Indonesia akibat peristiwa politik pada 1965.


Komnas HAM: Sejumlah Eksil 1965 Ingin Pemerintah Minta Maaf dan Pengungkapan Kebenaran

5 Mei 2023

Sejumlah anggota perhimpunan eksil Indonesia mendengarkan pembacaan Teks Proklamasi dalam acara peringatan kemerdekaan di Belanda. TEMPO/Yuke Mayaratih
Komnas HAM: Sejumlah Eksil 1965 Ingin Pemerintah Minta Maaf dan Pengungkapan Kebenaran

Komnas HAM mengatakan salah satu permintaan dari para eksil itu adalah permintaan maaf dari pemerintah


Komnas HAM: Sejumlah Anak Eksil 1965 Ingin Jadi WNI

5 Mei 2023

Suasana peringatan kemerdekaan oleh perhimpunan eksil Indonesia di Belanda. TEMPO/Yuke Mayaratih
Komnas HAM: Sejumlah Anak Eksil 1965 Ingin Jadi WNI

Komnas HAM menemui para eksil yang berada di Ceko dan Belanda. Dari pertemuan itu, ada ungkapan jika anak para eksil ingin jadi WNI.


Komnas HAM: Masalah Eksil 1965 Lebih Luas dari Sekedar Kewarganegaraan

5 Mei 2023

Abdul Haris Semendawai. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Komnas HAM: Masalah Eksil 1965 Lebih Luas dari Sekedar Kewarganegaraan

Komnas HAM menyatakan banyak aspirasi para eksil yang belum terakomodasi dalam 3 opsi yang diajukan pemerintah.