Seusai rapat, Darmansyah Ayin, Kepala Urusan Informasi, Sosial, dan Kebudayaan Kedutaan Besar RI, menjelaskan bahwa rapat itu membicarakan langkah-langkah evakuasi bagi WNI yang masih ada di Islamabad, ibu kota Pakistan. "Ada 200 orang WNI mulai staf kedutaan, pengusaha, sampai mahasiswa yang harus diselamatkan," kata Darmansyah kepada wartawan TEMPO Selasa kemarin.
Sore harinya, sebagian besar warga Indonesia telah dikumpulkan di KBRI. Kepada mereka, Duta Besar Jack Said menjelaskan bahwa kedutaan siap menampung mereka kalau situasi tak memungkinkan. "Anda bisa tinggal di sini untuk sementara. Jangan khawatir soal pangan," kata Jack. Kedubes RI juga membuka pos komando untuk menampung semua warga RI. Bahkan Duta besar Jack Said, menurut Darmansyah, sudah menghubungi Duta Besar Indonesia untuk India di New Delhi, Zakaria Soemintaatmadja, untuk berkoordinasi menjemput warga RI di perbatasan Pakistan-India di Wagah.
Jika situasi makin memburuk, warga RI akan diungsikan dengan mobil. Mereka harus melalui jalan darat selama empat jam menuju Lahore, lalu ke perbatasan India. Situasi dianggap mengkhawatirkan, menurut Darmansyah, apabila kelompok anti-AS di Pakistan berdemonstrasi besar-besaran, mengamuk, melakukan pembakaran, atau melakukan sweeping terhadap warga asing. "Kami akan lihat dulu hari ini. Kalau belum terjadi apa-apa di Islamabad, ya, kami hanya bersiaga," kata Darmansyah.
Sejak AS menyerang Afganistan, Minggu (8/10) malam, suasana tegang terasa di kantor-kantor kedutaan, termasuk KBRI. Ratusan tentara Pakistan berjaga-jaga. Penjagaan ketat terlihat di sekitar Kedutaan Amerika Serikat. "Pokoknya tidak boleh lewat sini, ayo jalan," ujar petugas mengusir pejalan kaki yang mencoba melintas di depan Kedubes AS. (Ahmad Taufik)