TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah gereja Scientology telah dibuka pekan ini setelah bangunan itu dibeli sepuluh tahun lalu di Birmingham, Inggris.
Namun, di balik acara pembukaan itu, ada sejumlah protes yang dilakukan warga sekitar gereja. Warga menuding sekte ini hanya mengeruk kekayaan jemaahnya hingga bisa mendirikan sebuah gereja dengan nilai 4,2 juta pound sterling atau sekitar Rp 75 miliar.
Baca: Sebut Scientology Seram dan Jahat, Murdoch Dikecam
Menurut bekas jemaah, William Drumond, sekte Scientology hanya berfokus pada orang-orang kaya yang bisa dimintai uang. Bahkan Tom Cruise, Jim Carey, dan John Travolta dikabarkan masuk dalam sekte ini.
Baca: Siapa Saja Selebritas Hollywood Pengikut Scientology?
"Motivasi utama mereka adalah uang, properti, dan ekspansi. Itu terbukti di sini," ucap Drumond kepada Daily Mail, Ahad, 22 Oktober 2017.
Mantan anggota sekte yang lain, Adrian Balley, juga mengakui akan selalu ada pungutan uang dari jemaah. "Yang paling mengganggu saya adalah mereka selalu meminta uang. Dan dengan segenap kerahasiaannya, tidak mengherankan orang menganggap ini pemujaan," ujar Adrian.
Gereja itu dibeli pada 2007 dengan nilai 4,2 juta pound sterling. Saat diresmikan, gereja dihiasi para anggota sekte dengan mawar biru dan pita besar. Selain itu, upacara pembukaan diselenggarakan secara tertutup.
Direktur Urusan Publik Gereja Scientology Graeme Wilson menampik adanya tuduhan tentang pemungutan uang dari jemaah secara paksa. Bahkan dia mengatakan sekte tersebut siap memberikan bantuan kepada siapa pun yang datang ke gereja.
"'Fungsi utama gereja kami adalah memberikan bantuan kepada masyarakat setempat, termasuk dengan pendidikan narkoba, pendidikan hak asasi manusia, program keaksaraan, program pengurangan kejahatan, dan membantu mereka yang membutuhkan," tutur Wilson kepada Daily Mail.
Selain di Inggris, sekte Scientology membuka beberapa cabang gereja di beberapa negara lain, salah satunya Amerika Serikat. Namun, sejak 2013, Mahkamah Agung Amerika Serikat resmi mengeluarkan keputusan bahwa sekte tersebut dilarang di Amerika Serikat.
MUHAMMAD IRFAN AL AMIN