Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kantor HAM PBB: Militer Myanmar Sistematis Menyerang Rohingya

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Min Aung Hlaing dan Aung Suu Kyi.  REUTERS
Min Aung Hlaing dan Aung Suu Kyi. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan militer Myanmar secara brutal mengusir setengah juta warga etnis Rohingya dari negara bagian Rakhine utara.

Militer Myanmar melakukan ini dengan cara membakar rumah, tanaman panen dan desa mereka untuk mencegah etnis Rohingya kembali ke desanya.

Baca: Jenderal Ming: Rohingya Bukan Orang Myanmar, tapi Dibawa Inggris

Jyoti Sanghera, Kepala wilayah Asia Pasifik Kantor HAM PBB, meminta pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, untuk menghentikan kekerasan militer ini.

Jyoti mengatakan dia merasa khawatir jika pengungsi warga Rohingya yang status kewarganegaraannya tidak diakui maka saat kembali dari Bangladesh akan mengalami pengasingan.

Baca: Pengungsi Rohingya Divaksin untuk Cegah Wabah Kolera

“Jika desa-desa (Rohingya) telah hancur total dan kemungkinan penghidupan telah hancur, yang kami takutkan adalah mereka akan dikurung atau ditahan di kamp-kamp (pengungsian),” kata Sanghera dalam pertemuan singkat dengan media, pada Rabu 11 Oktober kemarin.

Dalam sebuah laporan berdasarkan testimoni 65 warga Rohingya yang tiba di Bangladesh dalam sebulan terakhir, Kantor HAM PBB menyatakan “operasi pembersihan” telah dimulai sebelum kelompok milisi Penyelamatan Arakan Rohingya atau ARSA menyerang pos polisi Myanmar pada 25 Agustus.

Militer Myanmar melakukan pembunuhan, penyiksaan dan perkosaan terhadap anak-anak dan perempuan secara sistematis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Zeid Ra’ad al-Hussein, mengatakan tindakan pemerintah Myanmar tampaknya merupakan “cara licik untuk memindahkan sejumlah besar orang secara paksa dalam tanpa adanya kemungkinan mereka untuk kembali.”

"Informasi yang dapat dipercaya menunjukkan bahwa pasukan keamanan Myanmar sengaja menghancurkan harta milik orang-orang Rohingya, membakar tempat tinggal dan seluruh desa mereka di negara bagian Rakhine utara, tidak hanya untuk mengusir penduduk dalam jumlah banyak tetapi juga untuk mencegah korban Rohingya yang melarikan diri untuk kembali ke rumah mereka,” katanya dalam pernyataan itu.

Pejabat tinggi PBB ini menyatakan operasi militer Myanmar ini sangat terorganisir, terkoordinasi dan sistematik, dimulai dengan pria etnis Rohingya dibawah 40 tahun ditangkap sebulan sebelumnya untuk menciptakan iklim ketakutan dan intimidasi.

Setidaknya 520 ribu muslim Rohingya telah mengungsi untuk menyelamatkan diri dari Myanmar sejak 25 Agustus lalu. Saat itu militer Myanmar dan kelompok milisi garis keras Budha meluncurkan operasi, yang disebut pejabat PBB sebagai operasi pembersihan etnis.

Dalam kurun lima tahun terakhir lebih dari 800 ribu etnis Rohingya mengungsi ke Bangladesh untuk menghindari tindak kekerasan di Myanmar.

REUTERS | DWI NUR SANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 jam lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

2 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

2 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

4 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

5 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

6 hari lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

7 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

8 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

13 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

14 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.