TEMPO.CO, Jakarta - Adik penembak Las Vegas, Amerika Serikat, Stephen Paddock, Eric Paddock, sedang berusaha menghimpun dana sebesar sekitar 1 juta dollar (setara 13,4 miliar rupiah) untuk membantu para korban penembakan.
Peristiwa penembakan itu terjadi saat konser musik country sedang berlangsung di Las Vegas, Ahad malam, 1 Oktober 2017, waktu setempat. Polisi mengatakan 59 orang meninggal dunia akibat penembakan ini.
Baca: Pacar Tidak Tahu Motif Penembakan di Las Vegas Amerika Serikat
Eric Paddock mengatakan dia menawarkan wawancara eksklusif kepada media tentang almarhum kakaknya dengan imbalan uang.
“Saya ingin mendonasikan uang sebesar 1 juta dollar ini untuk membiayai para korban. Peristiwa ini menyakitkan bagi keluarga saya, saya harus melakukan ini,” kata Eric dalam sebuah wawancara telepon dengan Las Vegas Review Journal.
Baca: Amerika Serikat dan Korea Utara Mulai Berdialog Langsung
Eric mengatakan dia mengerti kebanyakan organisasasi berita tidak membayar untuk wawancara. Namun dia berharap ada media yang mau mendonasikan uangnya untuk para korban.
Hingga kini, Eric Paddock ini telah melakukan beberapa wawancara dari rumahnya di Orlando, Florida, sejak kakaknya melakukan penembakan di Las Vegas.
Adik Stephen Paddock ini menambahkan dia percaya kekasih kakaknya, Marilou Danley, tidak memiliki hubungan apa-apa dengan aksi penembakan paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat ini.
“Dia (Stephen Paddock) ingin melindunginya (Marilou Danley). Dia mencintainya (Marilou). Dia menyembunyikan hal ini darinya, seolah dia dalam perjalanan menuju neraka. Jika dia dapat berkomplot dan melakukan hal-hal ini, apa yang membuat Anda berpikir dia tidak bisa membohongi pacarnya?” kata Eric.
Marilou Danley sedang berada di Filipina sejak beberapa pekan sebelum penembakan terjadi. Dan pada Selasa 3 Oktober, ia kembali ke Los Angeles, Amerika Serikat, untuk melakukan wawancara dengan agen FBI.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pengacara Marilou Danley di Los Angeles pada Rabu, 4 Oktober 2017, Marilou Danley mengatakan dia tidak tahu menahu tentang rencana kekasihnya Stephen Paddock dan bersumpah akan bekerja sama dengan para penyidik.
Stephen Paddock menewaskan 59 orang dan 500 orang lainnya terluka yang sedang menonton konser musik country dengan 20 orang berada dalam keadaan kritis di rumah sakit. Sebelum dia ditemukan polisi di kamar lantai 32 Hotel Mandala Bay, Stephen telah bunuh diri.
Stephen Paddock menggunakan senapan berkekuatan tinggi dari kamarnya itu untuk menembak kerumuman pengunjung konser yang mencapai 22.000 orang. Menurut laporan media Amerika Serikat, Stephen menggunakan bumper khusus untuk mengubah senapan semiotomatis menjadi senapan otomatis, yang dijual di toko senjata di Amerika Serikat.
LAS VEGAS REVIEW-JOURNAL | DWI NUR SANTI