Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Myanmar Janji Palsu ke PBB dan Media, Begini Kisahnya

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Aung San Suu Kyi. ndtv.com
Aung San Suu Kyi. ndtv.com
Iklan

TEMPO.COYangon - Pemerintah Myanmar yang sempat mengizinkan badan-badan PBB, diplomat dan wartawan asing untuk memasuki wilayah Rakhine yang bergejolak dibawah pengawalan ketat, tiba-iba membatalkan secara sepihak. Kunjungan tersebut merupakan yang pertama sejak eksodus besar-besaran Muslim Rohingya dari Rakhine ke Bangladesh.

Baca: Organisasi HAM: 11 Ribu Warga Rohingya di Myanmar Kelaparan

PBB telah menuntut akses sejak organisasi kemanusiaannya dipaksa untuk menarik diri dari Rakhine ketika militer Myanmar melancarkan operasi terhadap pemberontak Rohingya pada akhir Agustus. Ini menyebabkan ratusan ribu minoritas Muslim Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.

Seperti yang dilansir Straits Times pada 28 September 2017, juru bicara PBB di Yangon mengatakan kunjungan tersebut telah dibatalkan, namun tidak ada alasan untuk keputusan tersebut.

Baca: Krisis Rohingya, Hikmahanto: Myanmar Bisa Kena Sanksi Ekonomi

Sebelumnya, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan sebelumnya sebuah perjalanan yang diselenggarakan oleh pemerintah telah dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 28 September 2017.

"Kami berharap di atas semua itu merupakan langkah awal menuju akses yang lebih bebas dan lebih luas ke daerah tersebut," katanya . Dia mengatakan bahwa kepala badan PBB akan ikut dalam perjalanan itu.

PBB telah menyusun sebuah rencana darurat untuk memberi makan 700.000 pengungsi Rohingya dari Myanmar, dan memperingatkan bahwa mereka yang melarikan diri tidak akan segera pulang ke rumah.

"Semua badan PBB bersama-sama sekarang telah menetapkan rencana untuk masuknya 700.000 baru. Kami dapat mencakup jika arus masuk baru mencapai 700.000," kata wakil kepala Program Pangan Dunia di Bangladesh, Dipayan Bhattacharyya, pada hari Rabu.

Kepala badan pengungsi PBB Filippo Grandi mengatakan bahwa bagi mereka yang telah melarikan diri ke Bangladesh, "kembali akan memakan waktu, jika kekerasan berhenti."

Militer Myanmar, pada hari Rabu menyelenggarakan tur pers di desa Hindu Ye Baw Kyaw.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kuburan massal yang berisi 45 penduduk desa Hindu ditemukan di daerah awal pekan ini, dan militer menuduh gerilyawan Rohingya melakukan pembantaian tersebut.

Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) "secara kategoris" membantah bahwa anggotanya "melakukan pembunuhan, kekerasan seksual, atau rekrutmen paksa" di wilayah tersebut.

Tentara Myanmar telah mencoba mengendalikan narasi mengenai krisis kemanusiaan ini, membatasi akses media ke zona konflik saat menyalahkan militan Rohingya atas pertumpahan darah tersebut.

Laporan pemerintah dan militer juga berusaha menyoroti penderitaan kelompok etnis lain, seperti penganut Buddha Rakhine dan Hindu, tersapu dalam kerusuhan komunal.

Kekerasan terbaru telah meningkatkan kebencian religius yang telah berlangsung lama dan dipersulit oleh kisah saingan dari berbagai kelompok etnis.

Dewan Keamanan PBB juga dijadwalkan bertemu mengenai situasi di Myanmar pada hari Kamis.

Pada tanggal 13 September, dewan itu meminta "langkah segera" untuk mengakhiri kekerasan di Myanmar dan menyatakan keprihatinannya tentang "kekuatan yang berlebihan" yang digunakan oleh militer.

Dewan juga meminta pemerintah Myanmar untuk mematuhi komitmennya untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan di Rakhine, namun sampai saat ini permintaan tersebut belum terpenuhi.

Kelompok Rohingya, kelompok tanpa kewarganegaraan terbesar di dunia, diperlakukan sebagai orang asing di Myanmar, yang populasinya 90 persen beragama Buddha.

CHANNEL NEWS ASIA|SOUTH CHINA MORNING POST|YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

Pengemudi taksi Iran memercikkan air ke tubuh mereka untuk mendinginkan diri selama gelombang panas di Teheran, Iran 2 Agustus 2023. Pemerintah Iran mengumumkan libur selama dua hari, usai panas ekstrem yang melanda negara di Timur Tengah itu selama beberapa waktu terakhir. Majid Asgaripour/WANA (Kantor Berita Asia Barat) via REUTERS
5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?


Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.


Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

10 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

13 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

14 hari lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

16 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

17 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.