Paus Fransiskus bersalaman dengan seorang bocah pengungsi di Gereja Saint Sauveur yang menjadi kamp pengungsi di Bangui, Afrika Tengah, 29 November 2015. Kunjungan Paus Fransiskus di Afrika Tengah guna membawa misi perdamaian dan berharap kehadirannya dapat mendorong perundingan baru untuk menyudahi kekerasan. REUTERS/Stefano Rellandini
TEMPO.CO, Roma- ISIS lewat tayangan video propagandanya mengancam untuk membunuh pemimpin umat katolik dunia, Paus Fransiskus.
Seperti yang dilansir Daily Mail pada 24 Agustus 2017, dalam video itu, ISIS mengatakan bahwa akan ke Roma untuk membunuh Paus.
Sambil merobek gambar Paus Fransiskus, salah satu milisi ISIS yang bernama Abu Jindal melihat langsung ke kamera dan berkata dalam bahasa Inggris: "Ingat ini wahai kalian para kafir (istilah yang sangat menyinggung untuk non-Muslim) , kami akan berada di Roma, kami akan berada di Roma, Insya Allah."
Video itu difilmkan di Filipina yang menceritakan kelompok jihad telah berperang melawan pemerintah untuk menguasai kota Marawi. Video berjudul 'Inside the Khilafah' terbaru itu berfokus pada sejarah konflik antara agama Kristen dan Islam.
Narator, yang berbicara dengan aksen Amerika, memuji milisi yang telah berjuang untuk menaklukkan wilayah di Asia, sementara beberapa anggota ISIS terlihat merusak sebuah gereja.
Video tersebut juga mengancam akan menyerang Amerika Serikat, dengan narator menekankan bahwa negara yang memimpin perang melawan ISIS itu akan segera dilenyapkan.
Pada akhir video propaganda yang mengancam untuk membunuh Paus Fransiskus itu, si narator mengajak semua milisi ISIS khususnya di Asia untuk terus berjuang menguasai Asia timur.
BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme
3 hari lalu
BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.