Gara-Gara Nuklir, Trump Kembali Ancam Korea Utara

Reporter

Rabu, 9 Agustus 2017 11:05 WIB

Presiden A.S. Donald Trump meninggalkan ruang pertemuan Made in America di Gedung Putih, Washington, AS, 19 Juli 2017. REUTERS/Carlos Barria

TEMPO.CO, Bedminster—Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan ancaman kepada Korea Utara setelah laporan komunitas intelijen AS menyimpulkan rezim Kim Jong-un berhasil memproduksi hulu ledak nuklir.

Seperti dilansir The Washington Post, Rabu 9 Agustus 2017, Trump menegaskan senjata nuklir Pyongyang akan direspons Washington dengan “api dan amarah”.

“Korea Utara tidak akan melakukan ancaman lain terhadap Amerika Serikat,” kata Presiden Trump kepada wartawan di Trump National Golf Club di Bedminster, New Jersey, Selasa waktu setempat.



Baca: Amerika dan Jepang Yakini Korea Utara Buat Hulu Ledak Nuklir

”Mereka akan disambut dengan api dan amarah seperti yang belum pernah dilihat dunia.”

Ucapan tersebut menandai kenaikan tajam dalam retorika dari AS. Sebab, komentar pemerintah AS sebelumnya difokuskan untuk menemukan solusi non-militer.

Juru bicara Pentagon, Letnan Kolonel Chris Logan mengatakan, AS berusaha untuk melakukan de-nuklirisasi damai di Semenanjung Korea.

"Namun, kami tetap siap untuk membela diri dan sekutu kami, menggunakan berbagai kemampuan yang ada, sehubungan dengan ancaman yang terus meningkat dari Korut," ujar Logan.

Komentar Trump itu sebagai respons atas sebuah laporan rahasia dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA) AS tertanggal 28 Juli 2017. Laporan itu menyimpulkan bahwa Pyongyang berhasil memproduksi miniatur hulu ledak nuklir yang bisa dipasang di rudal balistik antarbenua (ICBM).

”IC (komunitas intelijen) menilai Korea Utara telah menghasilkan senjata nuklir untuk pengiriman rudal balistik, untuk dikirim oleh rudal jenis ICBM (rudal balistik antarbenua),” bunyi laporan tersebut.

Kesimpulan umum penilaian itu telah diverifikasi oleh dua pejabat AS yang mengetahui dokumen tersebut. Belum diketahui apakah rezim komunis terisolasi tersebut telah berhasil menguji miniatur senjata nuklir atau belum, meskipun Korut pada tahun lalu secara resmi mengklaim telah berhasil melakukannya.

DIA dan Kantor Direktur Intelijen Nasional AS enggan berkomentar terkait laporan penilaian komunitas intelijen tentang kemampuan produksi senjata nuklir rezim Kim Jong-un.

Pentagon juga tidak mengomentari cerita tersebut, namun Washington Post mengatakan, dua pejabat AS yang mengetahui analisis tersebut telah memverifikasi kesimpulan tersebut. Sementara, CNN pun mengaku telah mengkonfirmasi laporan tersebut.

Kemajuan tersebut menunjukkan bahwa Korut berada di jalur yang lebih jauh untuk memiliki rudal nuklir yang siap diluncurkan, dibanding dengan yang diperkirakan semula.

Para ahli telah sampai bulan lalu mengatakan, dibutuhkan waktu dua atau tiga tahun lagi bagi Korut untuk mengembangkan ICBM berhulu ledak nuklir.

ICBM adalah singkatan dari Intercontinental Ballistic Missile atau peluru kendali balistik antarbenua.

Rudal jenis ini memiliki jangkauan yang sangat jauh, di atas 5.000 kilometer, hingga 12.000 kilometer.

Peluru kendali balistik antar benua semacam ini memang dirancang untuk dapat membawa senjata nuklir.

Saat ini, perhitungan para pakar tersebut tiba-tiba berubah setelah Pyongyang bulan lalu menguji dua ICBM. Di mana hal itu menjadi kali pertama bagi pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un menunjukkan kemampuan semacam itu.

Peluncuran pertama itu oleh Kim digambarkan sebagai hadiah untuk AS dengan menunjukkan rudal tersebut memiliki jangkauan potensial untuk menghantam Alaska.



Baca: Korea Utara Mengancam Amerika dengan Nuklir

Rudal kedua yang diuji minggu lalu terbang lebih lama lagi, dengan beberapa ahli bahkan menyebut New York pun berada dalam jangkauan rudal itu.

Kementerian Luar Negeri AS juga menolak untuk mengomentari laporan Washington Post tersebut.

Namun Wakil Menteri Luar Negeri John Sullivan mengatakan pemerintahan Presiden Trump terus berupaya memastikan Cina dan negara-negara lain menerapkan sanksi baru terhadap Korea Utara.

THE WASHINGTON POST | CNN | IB TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI


Advertising
Advertising




Berita terkait

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

8 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

12 jam lalu

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang penerbangan yang bisa meningkatkan (kualitas) staf pengawas lalu-lintas udara

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

1 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

2 hari lalu

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

Biden dan mantan presiden Donald Trump sepakat untuk menggelar dua debat kampanye pada Juni dan September dalam pemilihan presiden AS tahun ini

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

2 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya