Tiga Bulan Konflik Marawi, Maute Rencanakan Bom Bunuh Diri  

Reporter

Senin, 24 Juli 2017 13:30 WIB

Pasukan Filipina mengawal warga yang terjebak selama 5 minggu dilokasi pertempuran dengan militan Maute di kota Marawi, Filipina, 1 Juli 2017. REUTERS/Jorge Silva

TEMPO.CO, Marawi - Menginjak bulan ketiga konflik di Kota Marawi, Mindanao, Filipina, Komandan Militer Filipina Daerah Mindanao Barat Letnan Jenderal Carlito Galvez menyebutkan para militan Maute merencanakan serangan bom bunuh diri di dalam dan luar kota Marawi.

“Mereka pernah mencoba berlari ke arah tentara sambil membawa granat. Itulah mengapa kami kehilangan banyak tentara kemarin," katanya dalam dialog dengan para pengungsi, seperti dilansir dari CNN Filipina, Ahad, 23 Juli 2017.

Pertempuran masih berlangsung hingga hari ini di salah satu kota terbesar Filipina itu, dua bulan setelah para militan melancarkan serangan pertama. Presiden Rodrigo Duterte pun mengatakan siap jika konflik mesti berjalan hingga setahun.

Baca: Pemasok Senjata Api ke Kelompok Teroris di Marawi Ditangkap

Para petinggi pertahanan negara tersebut mengakui telah meremehkan kelompok Maute pro-ISIS yang sangat terorganisasi itu. Mereka menguasai kota itu sejak 23 Mei lalu. Selain itu, hingga kini masih menguasai sebagian Marawi meski terus digempur ratusan tentara yang dibantu serangan udara dan artileri.

Sebelumnya, Galvez menyatakan 10 pasukan asing masih berada di Marawi. Beberapa di antaranya kemungkinan pernah bertempur di Mosul, Irak.

Militer menyatakan pertempuran di Marawi semakin intens sementara tentara berupaya merangsek ke pusat pertahanan para militan yang masih tersisa.

Kongres Filipina telah menyetujui permintaan Duterte untuk memperpanjang darurat militer hingga akhir tahun di Mindanao. Dengan demikian, pasukan keamanan sekaligus mendapat kewenangan lebih besar untuk mengejar para ekstremis hingga ke luar Marawi.

Baca: 163 Warga Kristen yang Terjebak Dilindungi Muslim Marawi

Masih belum jelas bagaimana Duterte akan mengatasi ekstremisme di negaranya kelak, setelah pasukannya merebut kembali Marawi dan mengalahkan sekitar 70 militan yang masih bersembunyi di antara puing-puing daerah komersial itu sembari menyandera banyak warga sipil.

Lebih dari 500 orang tewas, termasuk 45 warga sipil dan 105 pasukan pemerintah, selama tiga bulan konflik Marawi. Setelah sejumlah tenggat waktu sepihak pemerintah untuk merebut kembali kota tersebut gagal dipenuhi, pasukan militer menyatakan kini opsi yang mereka punya terbatas karena keberadaan para sandera tersebut.

CNN | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

4 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

7 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

18 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

21 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

21 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

22 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

24 hari lalu

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional

Baca Selengkapnya

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

24 hari lalu

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.

Baca Selengkapnya

Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

24 hari lalu

Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 magnitudo mengguncang Taiwan, Jepang hingga Filipina. Puluhan orang luka-luka, 1 tewas.

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

29 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya