Begini Kronologi Kekerasan Selama Sepekan di Masjid Al Aqsa

Reporter

Senin, 24 Juli 2017 07:50 WIB

Warga Palestina turun ke jalan dalam demonstrasi menentang langkah-langkah keamanan baru Israel di pintu masuk kompleks masjid al-Aqsa, di Kota Gaza, 21 Juli 2017. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Yerusalem—Ketegangan dan kekerasan melanda kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem selama sepekan terakhir. Korban berjatuhan baik dari pihak Palestina maupun Israel hingga mengundang kecaman keras dari dunia internasional.

Rangkaian peristiwa itu berlangsung selama kurang lebih sepekan sejak 14 Juli 2017. Berikut rangkaian peristiwa yang terjadi seperti dilansir Al Monitor, Senin 24 Juli 2017:

- Serangan dan penutupan Masjid Al-Aqsa

Pada 14 Juli 2017, 3 orang Arab Israel bersenjata senapan otomatis dan pisau keluar dari kompleks Haram al-Sharif atau dikenal juga sebagai Bukit Suci bagi orang Yahudi. Mereka menembak mati 2 polisi Israel keturunan Druze yang berjaga di dekat lokasi.

Mereka kabur ke arah dalam di mana terdapat Masjid Al-Aqsa. Mereka kemudian ditembak mati oleh militer.

Orang Arab Israel adalah keturunan orang Palestina yang tetap tinggal di tanah mereka setelah terciptanya Israel pada tahun 1948.



Baca: Bentrok Demo Masjid Al Aqsa, Dua Warga Palestina Tewas Ditembak

Atas kejadian itu, Israel memutuskan menutup kompleks tersebut untuk pertama kali sejak wilayah itu diduduki Zionis 69 tahun silam.

Akibatnya, umat Muslim Palestina tidak bisa melakukan salat Jumat yang memicu kemarahan umat Muslim.

Lokasi itu tetap tertutup pada hari berikutnya, sementara bagian lain dari Kota Tua Yerusalem dalam kondisi terkurung lantaran Israel mengerahkan pencarian atas senjata lain yang diduga disembunyikan.

- Detektor metal

Pada 15 Juli, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bila lokasi itu akan dibuka pada hari berikutnya dan militer akan memasang detektor metal atau metal detector dan kamera pengawas untuk mencegah serangan lagi.

Namun ketika kompleks itu buka pada 16 Juli dengan segala perangkat keamanan tersebut, umat Muslim menolak memasuki kompleks. Kebijakan itu diartikan sebagai kontrol Israel atas lokasi itu.

Para umat Muslim pun menggelar salat berjamaah di jalanan menuju ke lokasi.

- Bentrok

Dari 16 Juli hingga 20 Juli, bentrokan sporadis terjadi setelah salat. Para muslim tetap menolak memasuki kompleks Masjid Al Aqsa yang telah dipasangi detektor metal.

Salah satu insiden yang terjadi pada 18 Juli yaitu imam besar Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ikrima Sabri, yang tertembak.

Imam tersebut baru saja selesai menunaikan salat Isya pada Selasa 18 Juli waktu setempat ketika polisi Israel mencoba membubarkan paksa para jemaah. Sabri dilaporkan terluka akibat tembakan tersebut dan telah dibawa ke ke Rumah Sakit Al Maqassid di Yerusalem timur. Tidak diketahui bagaimana kondisinya saat ini.

Pada 20 Juli, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergabung dengan kepemimpinan Palestina untuk mendesak Israel memindahkan detektor metal tersebut.

Meski badan keamanan Israel Shin Bet menyarankan sebaliknya, Netanyahu memutuskan untuk tetap meletakkan detektor metal tersebut di lokasi, memungkinkan polisi untuk menerapkan kebijakan dengan menggunakannya.

- Puncak bentrokan

Menjelang salat Jumat pada 21 Juli, polisi Israel membatasi orang-orang yang masuk ke dalam kompleks Kota Tua. Mereka melarang orang-orang di usia di bawah 50 tahun.

Protes keras pun terjadi dan demonstrasi tak terelakkan. Hingga pada akhirnya bentrok terjadi di sejumlah kota Tepi Barat dan berujung pada tewasnya 3 orang Palestina.

Presiden Palestina Mahmud Abbas mengumumkan memutus kontak dengan Israel.



Baca: Menlu Retno Telepon Menlu AS Desak Israel Stop Kekerasan Al Aqsa

Di hari yang sama, seorang Palestina mendobrak masuk ke sebuah rumah Yahudi di Neve Tsuf di Tepi Barat dan menikam 4 orang Israel. Tiga di antaranya tewas, sedangkan seorang Palestina itu ditembak tetangga korban.

- Bentrokan lagi

Pada 22 Juli, bentrokan di Yerusalem timur dan Tepi Barat berlanjut. Ujungnya, 2 orang Palestina tewas, ketika sebuah bom bensin meledak.

Para diplomat mengatakan Dewan Keamanan PBB akan menggelar perundingan tertutup dalam 2 hari ke depan setelah Mesir, Prancis, dan Swedia menyerukan pertemuan 'untuk mendiskusikan bagaimana penanganan di Yerusalem bisa didukung.’

Pada 23 Juli, sidang kabinet Israel berkukuh mempertahankan metal detector dan bahkan memasang kamera pengawas atau CCTV di sekeliling kompleks Masjid Al Aqsa.

AL MONITOR | SITA PLANASARI AQUADINI


Advertising
Advertising




Berita terkait

Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

3 jam lalu

Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

Gal Gadot aktor asal Israel yang sukses berkiprah dalam dunia industri hiburan Hollywood. Berikut beberapa filmnya, bukan hanya Wonder Woman.

Baca Selengkapnya

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

4 jam lalu

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

Artis Hollywood Gal Gadot belakangan menuai banyak sorotan karena aksi bela Israel yang dilakukannya. Ini perjalanan karier pemeran film Wonder Woman.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

17 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

23 jam lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

23 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

1 hari lalu

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

Sekjen PBB Antonio Guterres menyeru kepada "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Rafah

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

2 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

2 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

2 hari lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya