Asap hitam membumbung ke atas saat pasukan Filipina menggempur kelompok Maute di Marawi City, Filipina Selatan, 14 Juni 2017. REUTERS/Romeo Ranoco
TEMPO.CO, Manila - Pemerintah Filipina mengklaim pasukannya menguasai 90 persen Marawi setelah militan ISIS mengontrol kota itu selama tiga minggu.
Namun beberapa perwira senior Filipina tidak yakin tentara sanggup menguasai sepenuhnya kota tersebut lantaran militan ISIS bersembunyi di masjid sehingga menyulitkan mereka menyerbu.
Klaim pemerintah itu disampaikan sehari setelah seorang politikus Filipina menyatakan warga Marawi yang meninggalkan kota melihat puluhan mayat tergeletak menyusul perang antara pasukan pemerintah melawan militan ISIS.
"Sedikitnya 100 mayat tercecer di sejumlah tempat di Marawi," kata politikus Filipina, Zia Alonto Adiong, Kamis 15 Juni 2017.
Militer belum bisa dikonfirmasi mengenai laporan tersebut.
Al Jazeera dalam laporannya Jumat, 16 Juni 2017, mengatakan, ribuan orang dipaksa meninggalkan rumahnya setelah sekitar 150 militan ISIS bertahan di Marawi.
"Ratusan orang dikhawatirkan terperangkap perang yang masih berlanjut antara pasukan pemerintah Filipina dengan milisi ISIS. Warga dihadapkan pada masalah kelaparan atau terancam mati akibat perang," tulis Al Jazeera.
Militer Filipina mengatakan, sebanyak 290 orang tewas dalam pertempuran tersebut, termasuk 206 militan ISIS, 58 tentara dan 26 warga sipil.
Juru bicara militer Filipina, Letnan Kolonel Jo-Ar Herrera, mengatakan, pasukannya saat ini maju menuju pusat perdagangan di Marawi yang dikuasai oleh militan ISIS.