Presiden Donald Trump dan ibu negara Melania Trump meninggalkan RS MedStar setelah mengunjungi korban penembakan di lapangan bisbol saat anggota parlemen Partai Republik bermain pertandingan amal di Washington, 14 Juni 2017. REUTERS/Carlos Barria
TEMPO.CO, Washington—Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu lalu merayakan ulang tahun ke-71 dengan hadiah tak disangka-sangka: sebuah tiket ke Rusia.
Seperti dilansir USA Today, hadiah ini diberikan oleh Rise and Resist, organisasi penentang Trump yang menggelar pesta "#SadBirthday" di luar Trump Tower di New York.
Hadiah itu adalah sindiran bagi Trump yang saat ini tengah terlibat dalam penyelidikan dugaan hubungan antara pemerintahannya dan Rusia.
"Donald Trump mengusulkan kebijakan setelah kebijakan yang akan merusak Amerika," kata Andy Ratto.
"Sementara dia berada di Washington D.C. meniup lilin di kuenya, kami akan keluar di jalan-jalan dengan mengatakan bahwa kami berharap tidak ada yang menjadi harapannya.”
Tepat di hari ulang tahunnya pula, The Washington Post mengabarkan Donald Trump sedang diselidiki oleh pengacara khusus Robert Mueller III atas dugaan menghalang-halangi penegakan hukum.
Mueller memimpin penyelidikan yang dilakukan FBI atas tuduhan bahwa Rusia mencampuri pemilihan umum AS 2016, serta setiap keterkaitannya dengan Donald Trump.
Presiden Trump berulang kali menyangkal adanya kolusi dengan Rusia, dan menyebut penyelidikan yang sedang berlangsung ini sebagai perburuan tukang sihir.
Washington Post menyebut bahwa keputusan Mueller untuk menyelidiki Presiden Trump merupakan titik balik utama dalam penyelidikan yang sampai saat ini masih berfokus pada sudut Rusia.
Ulang tahun ke-71 Trump merupakan yang pertama sejak taipan properti itu menjadi orang nomor satu di Negeri Abang Sam.
Teman dan keluarganya menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada Trump melalui sosial media.
Ivanka Trump, putri sulung dan penasihat Donald Trump, berkata: "Selamat ulang tahun untuk ayahku yang luar biasa @realDonaldTrump. Kuharap tahun yang akan datang adalah yang terbaik! "
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
30 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.