Korea Utara Bantah Dalangi Serangan Ransomware WannaCry
Editor
Sita Planasari A
Sabtu, 20 Mei 2017 15:55 WIB
TEMPO.CO, New York—Korea Utara membantah tudingan bahwa Pyongyang berada di balik serangan global virus komputer Ransomware WannaCry yang menyerang lebih dari 300 ribu komputer di 150 negara pada 12 Mei lalu.
“Tuduhan bahwa Korea Utara merupakan dalang serangan, sangat menggelikan,” kata Duta Besar Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Kim In Ryong dalam jumpa pers di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Jumat 19 Mei 2017.
"Kapan pun sesuatu yang aneh terjadi, Amerika Serikat memakai stigma dan memulai kampanye anti-DPRK,” ujar Kim seperti dikutip Reuters, Sabtu 20 Mei 2017.
Baca: Penyidik Ransomware WannaCry Temukan Ada Keterkaitan Korea Utara
Nama resmi Korea Utara adalah Republik Demokratik Rakyat Korea atau disingkat DPRK.
WannaCry telah menginfeksi lebih dari 300 ribu komputer di 150 negara. Malware ini mengancam untuk mengunci komputer korbannya jika tidak membayar uang tebusan dalam waktu satu minggu setelah terinfeksi.
Symantec (SYMC.O) dan Kaspersky Lab mengatakan pada Senin lalu bahwa beberapa kode dalam versi sebelumnya dari perangkat lunak WannaCry juga muncul dalam program yang digunakan oleh Lazarus Group. Lazarus Group oleh para peneliti dari banyak perusahaan telah diidentifikasi sebagai operasi peretasan Korut.
Baca: Ahli Sebut Ancaman Ransomware Wannacry Belum Berakhir
Menurut Simon Choi dari perusahaan keamanan internet Korea Selatan, Hauri, malware WannaCry memiliki kode serupa dengan kode yang digunakan untuk meretas Sony Pictures Entertainment pada 2014, dan Bank Sentral Bangladesh di tahun lalu. Kode enkripsi WannaCry dengan Lazarus Group adalah sama. Motif mereka hanya pada keuntungan finansial
Seorang juru bicara misi Italia untuk PBB, yang memimpin komite sanksi Korut Dewan Keamanan PBB, mengatakan pada Jumat bahwa anggota panel ahli PBB yang memantau pelanggaran sanksi telah diretas. Tidak ada rincian lebih lanjut tentang siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Dewan Keamanan PBB pertama kali memberlakukan sanksi terhadap Korea Utara pada 2006 dan telah memperkuat langkah-langkah tersebut dalam menanggapi lima uji coba nuklir di negara tersebut dan dua peluncuran roket jarak jauh. Pyongyang mengancam uji coba nuklir keenam.
REUTERS | IB TIMES | CHANNEL NEWSASIA | SITA PLANASARI AQUADINI