Peretas Misterius Shadow Brokers Diduga Bekerja untuk Rusia

Reporter

Sabtu, 13 Mei 2017 17:38 WIB

Ilustrasi Cyber Crime. mia.mk

TEMPO.CO, Jakarta - Shadow Brokers, kelompok peretas misterius yang melakukan serangan cyber di sekitar 99 negara kemarin, 12 Mei 2017, diduga jaringan yang bekerja untuk pemerintah Rusia.

Mengutip Telegraph, 13 Mei 2017, Shadow Brokers mengklaim telah mencuri senjata cyber dari badan intelijen Amerika atau NSA yang memberikannya akses ke seluruh komputer yang menggunakan sistem operasi Microsoft Windows. Kasus ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: Shadow Brokers Lakukan Serangan Cyber di 99 Negara, Ini Dampaknya

NSA saat itu mengembangkan senjata peretas yang diberi nama Eternal Blue untuk mendapatkan akses ke komputer-komputer yang digunakan teroris dan musuh sejumlah negara.

Shadow Brokers diduga melakukan aksi balas dendam terhadap Amerika Serikat yang menggempur Suriah dari udara secara bertubi-tubi untuk menumpas pemberontak anti pemerintah Suriah. Suriah merupakan sekutu Rusia.

Pertama kali muncul ke publik pada Agustus 2016, Shadow Brokers mengklaim telah mencuri senjata cyber Amerika Serikat dari satu tim peretas yang dinamai Equation Group, seperti dikutip dari www.wired.co.uk, 18 April 2017.

Baca juga: Serangan Markas Intelijen Rusia, ISIS Klaim Bertanggung Jawab

Equation Group dioperasikan oleh NSA. Lemahnya sistem membuat Shadow Broker mampu mengakses peralatan rahasia NSA. Selama periode delapan bulan, Shadow Brokers membocorkan lebih dari satu gigabite data NSA.

Pada 14 April 2017, Shadow Brokers meretas 300 megabite informasi yang rentan. Microsoft kemudian memastikan masalah itu dapat diatasi.

Shadow Brokers juga gagal mencoba untuk menjual kode yang diretas dari NSA secara online.

"Kami mau memastikan Elit Kaya mengakui bahaya senjata cyber, pesan ini, penawaran kami, mengarah pada kekayaan dan pengawasan mereka. Mari kita sampaikan kepada para elit bahwa kekayaan anda dan pengawasan anda bergantung pada data elektronik," ujar Shadow Brokers dalam pernyataannya.

Baca juga: Rusia Veto Resolusi PBB Atas Suriah, Barat Mengecam

Namun, tak sepenuhnya percaya Shadow Brokers jaringan kerja pemerintah Rusia. Seperti diberitakan Mashable, 9 April 2017, Shadow Broker beraksi ketika Presiden Donald Trump memerintahkan mengebom Suriah, sekutu Rusia.

Shadow Brokers menulis di Medium bahwa Shadow Brokers memberikan suaranya kepada Trump saat pemilihan presiden Amerika Serikat, mendukung Trump.

Namun dengan pengeboman Suriah, Shadow Brokers mengatakan pihaknya hilang kepercayaan pada Presiden Trump.

"TheShadowBrokers kehilangan rasa percaya kepada Anda. Anda menyia-nyiakan 'pangkalan anda', gerakan, dan orang-orang yang memilih anda," kata Shadow Brokers.

Namun Edward Snowden, pengungkap kejahatan di NSA dan mengasingkan diri di Rusia, mengatakan Shadow Brokers didukung Kremlin. "Bukti nyata dan kebijakan konvensional mengindikasikan tanggung jawab Rusia," kata Snowden.

TELEGPRAH | WIRED | MASHABLE | MARIA RITA

Berita terkait

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

6 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

13 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

17 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

24 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

26 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

28 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

29 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

29 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Donald Trump Ingatkan Israel Soal Gaza hingga Netanyahu Ngambek

32 hari lalu

Top 3 Dunia: Donald Trump Ingatkan Israel Soal Gaza hingga Netanyahu Ngambek

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 26 Maret 2024 diawali oleh mantan presiden AS Donald Trump memperingatkan warga Israel soal Gaza

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Donald Trump Optimis Bisa Menangkan Pemilu Presiden

41 hari lalu

Top 3 Dunia; Donald Trump Optimis Bisa Menangkan Pemilu Presiden

Top 3 dunia, Donald Trump yang sangat percaya diri bisa memenangkan pemilu presiden Amerika Serikat sampai menyampaikan kalimat sesumbar.

Baca Selengkapnya