Europol: ISIS Tengah Bangun Media Sosial Sendiri

Reporter

Sabtu, 6 Mei 2017 13:46 WIB

Media sosial Path milik Muhammad Alfian Nurzi, WNI yang diduga berganung dengan kelompok ISIS. Istimewa

TEMPO.CO, London – Kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS diduga sedang mengembangkan platform media sosial untuk menghindari tindakan keras keamanan pada alat komunikasi dan propaganda milik mereka.


Direktur Badan Polisi Uni Eropa atau Europol, Rob Wainwright mengatakan, platform online baru itu ditemukan dalam operasi selama 48 jam menargetkan kegiatan ekstremisme internet pada pekan lalu.


"Mereka ingin memiliki medium untuk menjalankan agenda kelompok itu sendiri. Ini jelas menunjukkan beberapa anggota ISIS sedang giat membangun platform tersebut," katanya dalam sidang keamanan di London, seperti dilansir Straits Times, Jumat 5 Mei 2017.


Baca: Kirim Pesan Suara, ISIS Sebut Donald Trump Idiot


Selama penyelidikan yang dilakukan oleh Europol dan melibatkan pejabat dari Amerika Serikat, Belgia, Yunani, Polandia, dan Portugal; ditemukan lebih dari 2.000 item ekstremis terafiliasi ISIS dan Al-Qaeda, diidentifikasi dan berada di 52 platform media sosial.


Advertising
Advertising

Para milisi selama ini sering mengandalkan platform media sosial mainstream untuk komunikasi online dan menyebarkan propaganda, dengan saluran pribadi pada aplikasi pesan Telegram menjadi sangat populer sepanjang tahun lalu.


Perusahaan teknologi, seperti Facebook dan Google, berada di bawah tekanan politik yang semakin meningkat untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi materi online ekstremis dan mempersulit kelompok-kelompok seperti ISIS untuk berkomunikasi melalui layanan terenkripsi untuk menghindari deteksi oleh petugas keamanan.


Namun Europol, dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh banyak platform online untuk menghapus konten yang tidak pantas telah mendorong pendukung kelompok teroris untuk secara bersamaan menggunakan banyak platform untuk mempromosikan terorisme dan menghasut kekerasan.


"Mereka juga telah mencari penyedia layanan baru untuk memastikan pesan mereka menjangkau pendukung potensial, sementara minat yang tumbuh untuk platform yang tidak memerlukan identifikasi terus meningkat," kata agensi tersebut.


Wainwright mengatakan bahwa dengan menciptakan layanannya sendiri, ISIS telah merespons tekanan bersama dari badan intelijen, pasukan polisi dan sektor teknologi, dan mencoba menemukan jalan di sekitarnya. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya tidak tahu apakah secara teknis akan sulit untuk menonaktifkan platform ISIS yang tengah dikembangkan itu.


Europol, yang berkantor pusat di Den Haag, Belanda, membantu 28 negara anggota Uni Eropa dalam pertarungan melawan kejahatan internasional dan terorisme yang serius, termasuk ISIS. Lembaga itu juga bekerja sama dengan negara mitra non-Uni Eropa dan organisasi internasional.


STRAITS TIMES | RUSSIA TODAY | REUTERS | YON DEMA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

5 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

24 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

33 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

34 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

36 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

36 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

36 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

37 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

37 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya