Korea Utara mengumumkan keberhasilannya meluncurkan rudal balistik Mususdan, pada Juni 2016. Rudal ini mencapai ketinggian 1.000 km. Keberhasilan ini terjadi pada uji coba ke enam. Musudan termasuk kelas intermediate range ballistic missile (IRBM), yang mampu mencapai target sejauh 2.500-4.000 km. popularmechanics.com
TEMPO.CO, New York - Rusia memveto usul Amerika Serikat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB untuk mengutuk uji coba peluncuran rudal Korea Utara.
Selain pernyataan mengutuk, Amerika Serikat mengusulkan kepada Dewan Keamanan PBB untuk menyatakan kepada Korea Utara agar tidak melakukan uji coba nuklir lebih lanjut.
Korea Utara sudah lima kali melakukan uji coba nuklir dan dalam waktu dekat akan melakukan uji coba yang keenam, yang diklaim sebagai terunggul dan siap dioperasikan.
Usul Amerika ke Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk Korea Utara atas peluncuran rudalnya telah didukung 14 anggota Dewan Keamanan PBB, termasuk Cina—sekutu terbesar Korea Utara dan pemilik hak veto tetap di Dewan Keamanan PBB.
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley memberikan kebebasan kepada Korea Utara untuk mengabaikan masalah ini. Yang penting, kata Haley, Pyongyang harus tahu bahwa Amerika Serikat bukan penyerang. "Saya kira penting Korea Utara mengetahui kami tidak berusaha memilih bertarung, jadi jangan coba dan berikan hal itu kepada kami," kata Haley seperti dikutip dari CNN, 20 April 2017.
Sebelum memveto masalah Korea Utara, Rusia—yang dikenal sebagai anggota Dewan Keamanan PBB yang kerap memveto resolusi usul Amerika Serikat—telah memveto upaya menyelamatkan lusinan orang yang menjadi korban terdampak serangan kimia. Namun, dalam kasus ini, Cina memilih abstain.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson akan memimpin pertemuan tingkat menteri untuk membahas isu Korea Utara di PBB pekan depan.