Ratusan orang berkumpul di depan gereja setelah sebuah bom meledak di Tanta, Mesir, 9 April 2017. Beberapa jam setelahnya, sebuah bom bunuh diri meledak di sebuah gereja di Alexandria. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
TEMPO.CO, Kairo - Umat Kristen Koptik sering kali menjadi korban penganiayaan dan gereja Koptik berulang kali diserang di Mesir, negara dengan populasi mayoritas muslim. Mengapa?
Pemicunya setelah Revolusi Mesir tahun 1952. Mengutip BBC, 10 April 2017, militer berhasil menyingkirkan penjajah Inggris dan melahirkan Republik Mesir. Terjadi pemisahan antara Mesir sebagai negara muslim dan Kristen Koptik.
Presiden Gamal Abdel Nasser pendukung Pan Arabisme dan anti Barat akhirnya menjadikan Republik Mesir sebagai negara Islam. Sejak itu, selama beberapa dekade terjadi eksodus umat Kristen Koptik.
Umat Kristen Koptik menghadapi berbagai masalah yang datang dari pemerintah Mesir seperti diwajibkan meminta izin untuk membangun gereja. Dan, hampir tidak mungkin izin diberikan. Mereka kerap didiskriminasi secara terbuka atau dibunuh. Mereka juga kerap dijadikan kambing hitam dan disingkirkan oleh pemerintah Mesir.
Sebaliknya, pemerintah Mesir kerap dikritik karena memalingkan wajah terhadap penderitaan umat Kristen Ortodoks Koptik.
Kenyataan ini membuat hubungan antara pemerintah Mesir dan Kepala Gereja atau Paus, sekarang Tawadros II sebagai Paus_ sangat buruk. Hak asasi maupun kebebasan umat Kristen Koptik sering ditekan atau dilanggar.
Setelah beberapa dekade eksodus dari Mesir, jumlah umat Kristen Koptik saat ini lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia dan ada sekitar 100 gereja Koptik termasuk di Australia.
Sekalipun mengimani Yesus Kristus, namun Gereja Koptik dan gereja Kristen/Katolik lainnya berbeda dalam hal kalender gereja dan dalam ibadahnya yang mirip dengan Gereja Ortodoks Yunani.
Kalender Gereja Koptik berdasarkan kalender Mesir. Perayaan Natal diadakan pada 7 Januari dan perayaan Paskah biasanya dirayakan pada akhir April atau awal Mei. Pusat pelayanan Gereja Koptik berada di Alexandria, pantai utara Mesir.
Gereja Koptik lahir di pertengahan abad pertama Masehi. Gereja Ortodoks Koptik Mesir menjadi salah satu tempat peziarah umat Kristen di luar Tanah Suci, Yerusalem.
Populasi umat Kristen Koptik berkisar 10 persen dari 95 juta populasi penduduk Mesir. Gereja Koptik merupakan etnis minoritas berdasarkan agama yang terbesar di Mesir. Penganut Kristen Koptik tersebar hingga ke Libya dan Sudan.
Penganut Kristen Koptik menyakini mereka bukan berasal dari Arab, melainkan keturunan Firaun. Adapun kata Koptik berasal dari bahasa Yunani kuno yang artinya Mesir.
Saat Revolusi Mesir tahun 2011, tank-tank militer Mesir membunuh lebih dari 28 umat Kristen Koptik yang melakukan unjuk rasa dan melukai ratusan umat Kristen Koptik lainnya. Peristiwa ini dikenang sebagai Pembunuhan Massal Maspero.
Dan pada Minggu Palma, dua ledakan bom terjadi di dua gereja Koptik di Mesir yang menewaskan 44 orang dan melukai lebih 100 orang. ISIS mengklaim bertanggung jawat atas ledakan itu.