Percepat Deportasi, Hakim Dikirim ke 12 Kota di Amerika Serikat  

Reporter

Sabtu, 18 Maret 2017 10:29 WIB

Siswa SMA Kathia Suarez memegang tanda saat dia mengikuti protes di luar gedung pengadilan Grayson County di Texas, 16 Februari 2017. Dalam aksi yang disebut "Hari Tanpa Imigran," imigran di seluruh negeri diharapkan untuk tinggal di rumah dari sekolah, pekerjaan dan bisnis dekat dengan menunjukkan betapa pentingnya mereka bagi perekonomian AS dan cara hidup. AP/LM Otero

TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat mempercepat proses deportasi seluruh imigran ilegal yang terlibat kasus kriminal. Untuk itu, Kementerian Kehakiman segera mengirim sejumlah hakim ke 12 kota yang menjadi target pendeportasian imigran ilegal.

Kementerian Kehakiman masih mengkaji jumlah hakim yang akan diterjunkan mengadili perkara pendeportasian para imigran ilegal di 12 kota di Amerika Serikat.

Menurut pejabat di Kementerian Kehakiman, pihaknya juga mulai menawarkan hakim secara sukarela ditempatkan sementara di 12 kota itu.

Baca juga: Efek Kebijakan Imigrasi Donald Trump, 60 Ribu Visa Dicabut

12 kota yang menjadi target pendeportasian para imigran ilegal di Amerika Serikat adalah New York, Los Angeles, Miami, New Orleans, San Fransisco, Baltimore, Bloomington, Minnesota, El Paso, Texas, Harlingen, Imperial, California, Omaha, Nebraska, Phoenix, dan Arizona.

Mengutip Reuters, populasi imigran ilegal ditemukan terbanyak di 12 kota di Amerika Serikati.

Penempatan hakim dari Kementerian Kehakiman di pengadilan imigrasi dianggap tidak biasa. Sementara, Kementerian Keamanan Tanah Air meminta pergantian hakim.

Baca juga: Dikecam, Begini Perincian Kebijakan Imigrasi AS Terbaru

Sesuai perintah eksekutif Presiden Donald Trump pada Januari 2017, kasus-kasus kriminal yang melibatkan imigran ilegal diprioritaskan untuk memastikan mereka bersalah atau tidak untuk kemudian dideportasi.

Berdasarkan data Kantor Eksekusit Kajian Imigrasi Kementerian Kehakiman, saat ini ada lebih dari 18,013 kasus imigrasi yang belum disidangkan atau ditunda di 12 kota itu.

Mantan hakim imigrasi dan Ketua Board of Immigration Appeals, Paul Schmidt mengatakan, pemerintahan Trump tidak seharusnya berasumsi bahwa semua imigran yang didakwa dalam kasus kriminal berarti tidak boleh tinggal di Ameriak Serikat secara legal.

"Sepertinya mereka berasumsi bahwa setiap orang yang melakukan kejahatan harus dikeluarkan, namun itu tidak benar. Bahkan orang yang melakukan kejahatan serius terkadang menjadi pengungsi," kata Schmidt.

Lagipula, menurut Schmidt, pengiriman hakim ke 12 kota tidaklah efektif. Di masa pemerintahan Barack Obama, untuk mencegah banyaknya pengeluaran dan gangguan dalam kunjungan hakim pengadilan imigrasi, maka mereka kerap mendengarkan persidangan dari ruang pengadilan tertentu melalui telekonferensi.

REUTERS | MARIA RITA

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

2 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

10 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

16 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

21 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

27 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

30 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

32 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

33 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

33 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya