Korea Utara Sebut Kim Jong-nam Kena Serangan Jantung  

Reporter

Jumat, 3 Maret 2017 07:41 WIB

Petugas kepolisian berjaga-jaga di pintuk masuk departemen forensik tempat jenazah Kim Jong Nam diotopsi di rumah sakit Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Februari 2017. Polisi perketat penjagaan ruang forensik Kim Jong-Nam kakak tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un. AP/YC Hiam

TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Kasus pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, masih penuh misteri. Delegasi Korea Utara yang dipimpin mantan wakil duta besarnya untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ri Tong-il, menegaskan bahwa Kim Jong-nam yang disebutnya Kim Chol meninggal dunia karena serangan jantung. “Dia sedang menjalani perawatan. Dalam kondisi normal, dia tidak boleh bepergian tanpa obat sakit jantung, juga diabetes dan tekanan darah tinggi,” kata Tong-il kepada pers, Kamis 2 Maret 2017.

Tong-il secara khusus dikirim Pyongyang untuk meminta agar jasad Jong-nam dipulangkan karena memiliki paspor diplomatik. Otoritas Malaysia juga masih menyebut Jong-nam sebagai Kim Chol. Nama itu sesuai dengan paspor yang ditemukan pada pria Korea Utara yang tewas setelah disergap dua perempuan di Bandara Internasional Kuala Lumpur 2 pada 13 Februari 2017. Intelijen Korea Selatan dan media meyakini Kim Chol adalah Jong-nam.


Baca: Jalani Sidang Kasus Kim Jong-nam, Ini Pesan Siti Aisyah

Kementerian Kesehatan Malaysia menyimpulkan Jong-nam tewas akibat racun saraf VX, yang diusapkan dua terdakwa di Bandara KLIA 2 saat itu. Dua terdakwa, Siti Aisyah, 25 tahun, warga Serang, Banten, dan wanita Vietnam, Doan Thi Huang, 29 tahun, telah didakwa membunuh dan bersekongkol, dengan ancaman hukuman mati, Rabu lalu.

Di luar Kedutaan Besar Korea Utara di Kuala Lumpur, Kamis 2 Maret 2017 kemarin, Tong-il mempertanyakan laporan toksikologi yang mengidentifikasi racun saraf VX sebagai penyebab kematian Jong-nam. “Siapa pun yang terpapar material ini lewat udara akan mati. Ada puluhan ribu orang di bandara, tapi tidak ada satu penumpang pun yang terkontaminasi,” kata dia.

“Dan jika benar, maka sampel material racun saraf itu harus dikirim ke pakar kimia internasional dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia,” dia menambahkan. Menurut dia, Malaysia juga harus mengidentifikasi siapa yang membuat racun itu. Aparatur Malaysia juga harus melacak para pembawa dan memberikannya kepada kedua tersangka pelaku.

Baca: Kasus Siti Aisyah, Indonesia Ingatkan Malaysia Konvensi Wina

Sebelumnya, kantor berita resmi pemerintah Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA) menuding Korea Selatan dan Amerika Serikat yang telah membunuh Jong-nam. “Semua negara telah memusnahkan bahan kimia tersebut, yang menjadi masalah adalah AS malah memperkenalkan semua jenis senjata kimia kepada Korea Selatan,” KCNA menuding. Buku Putih Pertahanan Korea Selatan memperkirakan Korea Utara masih memiliki sekitar 3.000–5.000 ton senjata kimia.


NEW STRAIT TIMES | YONHAP | NATALIA SANTI



Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

11 hari lalu

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

11 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

13 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

16 hari lalu

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

Pemimpin otoriter Korea Utara, Kim Jong Un, merilis lagu baru yang menyatakan ia adalah ayah yang ramah.

Baca Selengkapnya

AS 'Prihatin Luar Biasa' atas Dugaan Hubungan Korea Utara-Iran

18 hari lalu

AS 'Prihatin Luar Biasa' atas Dugaan Hubungan Korea Utara-Iran

Setelah menjalin hubungan diplomatik pada 1973, Korea Utara dan Iran diketahui memiliki hubungan yang dekat.

Baca Selengkapnya