Korut Minta Malaysia Lepas Tersangka Pembunuh Kim Jong-nam

Rabu, 22 Februari 2017 18:46 WIB

Surat kabar Malaysia memuat foto terakhir Kim Jong Nam saat berada di klinik kesehatan bandara KLIA. Empat orang telah ditangkap, diduga masih terdapat pelaku lainnya yang merupakan agen mata-mata Korea Utara. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Kedutaan Besar Korea Utara di Kuala Lumpur pada Rabu, 22 Februari 2017 mengeluarkan pernyataan yang mengenyampingkan hasil penyelidikan polisi Malaysia sejauh ini terkait kematian Kim Jong-nam, abang tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Pernyataan itu menyebutkan bahwa dua wanita dan seorang pria yang telah ditahan sebagai "tidak bersalah".

"Penangkapan seorang wanita Vietnam, seorang wanita Indonesia, dan seorang pria Korea Utara tidak masuk akal," kata pernyataan kedutaan itu yang dirilis ke media, seperti yang dilansir Al Jazeera pada Rabu, 22 Februari 2017.

Berita terkait: Polisi: Staf Kedutaan Korut Terlibat Pembunuhan Kim Jong-nam

Kim Jong-nam, meninggal setelah tiba-tiba jatuh sakit di ruang keberangkatan Bandara Internasional Kuala Lumpur 2 (KLIA2) pada Minggu, 13 Februari 2017, saat hendak mempersiapkan diri untuk naik pesawat menuju Makau.

Polisi Malaysia (Polis Diraja Malaysia, PDRM) sebelumnya mengatakan bahwa wanita yang ditahan telah menuangkan cairan racun ke selembar kain dan kemudian membekapkannya ke wajah Jong-nam saat ia berdiri di depan sebuah kios penjualan tiket di Bandara Internasional Kuala Lumpur 2.

Salah satu wanita yang ditahan dan dijadikan tersangka adalah Siti Aisyah warga negara Indonesia dan yang lainnya adalah Doan Thi Huong warga negara Vietnam. Selain keduanya, terdapat seorang pria Korea Utara, Ri Jong-chol yang juga ditahan, yang oleh kedutaan dinyatakan sebagai penangkapan yang sangat tidak masuk akal.

Simak pula: Penahanan Siti Aisyah Diperpanjang, KBRI Belum Bisa Bertemu

Pernyataan kedutaan itu keluar setelah PDRM mengatakan seorang pejabat senior di kedutaan Korea Utara, Hyon Kean Song dan seorang staf di maskapai Air Koryo, Kim Uk-il, diduga terlibat dalam pembunuhan itu.

Kepala PDRM Inspektur Jenderal Tan Sri Khalid Abu Bakar mengatakan bahwa kedua tersangka yang dicari masih berada di Malaysia dan telah dipanggil untuk ditanyai. Dia menambahkan bahwa diplomat Korea Utara tersebut berpangkat Second Secretary di kedutaan.

Pyongyang dan Kuala Lumpur selama ini telah menjalin hubungan ekonomi yang relatif baik, dengan melakukan beberapa perdagangan bilateral dan warga dari kedua negara berhak untuk melakukan perjalanan satu sama lainnya di bawah kesepakatan bebas visa.

Lihat juga: Pembunuhan Kim Jong-nam, Pacar Siti Aishah Ditangkap

Namun, belakangan pejabat kedua negara terlibat perang kata-kata terkait penyelidikan Malaysia dalam kematian Kim Jong-nam. Sebelumnya, Duta Besar Korea Utara di Kuala Lumpur Kang Chol telah mengkritik polisi setempat. Sementara itu, Malaysia telah menarik Duta Besar Mohamad Nizan Mohamad dari Korea Utara.

AL JAZEERA | THE STAR | YON DEMA

Berita terkait

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

17 menit lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

13 jam lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

1 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

3 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

4 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya