Sidang Larangan Imigran, Hakim Diminta Abaikan Ucapan Trump

Reporter

Rabu, 8 Februari 2017 11:18 WIB

Tiga hakim pada sidang larangan perjalanan Presiden Trump. cbsnews.com

TEMPO.CO, Washington—Pengacara pemerintah Amerika Serikat meminta majelis hakim pengadilan banding untuk mengabaikan pernyataan Presiden Donald Trump dan penasihatnya soal melarang umat Muslim masuk Amerika Serikat.

Seperti dilansir Yahoo News, Rabu 8 Februari 2017, pernyataan August Flentje, pengacara dari Kementerian Hukum Amerika Serikat ini dilontarkan dalam sidang permohonan banding pemerintah federal atas pembekuan larangan sementara bagi warga dan pengungsi dari tujuh negara mayoritas Muslim di 9th U.S. Circuit Court of Appeals.

Baca: Petisi untuk Memakzulkan Donald Trump Tembus 650 Ribu Suara

“Evaluasi hakim sebaiknya hanya berdasarkan perintah eksekutif presiden dan bukan berdasar artikel di media,” kata Flentje dalam sidang pada Selasa petang waktu setempat.

Permintaan itu diajukan Flentje karena pengacara dari Washington and Minnesota, dua Negara Bagian yang menggugat perintah eksekutif Trump, mendasarkan argumennya pada pernyataan pria berusia 70 tahun itu.

Selain menegaskan, “Akan menghalangi Muslim masuk AS,” Trump juga sempat mengungkap ide Presiden Franklin D. Roosevelt yang memasukkan warga Amerika Serikat keturunan Jepang ke dalam kamp di era Perang Dunia II.

Pengacara kedua negara bagian juga menyebut pernyataan penasihat Trump, Rudy Giuliani, dalam wawancara dengan Fox News yang menegaskan bahwa sang presiden memang menginginkan larangan terhadap warga beragama Muslim.

Adapun perintah eksekutif yang dikeluarkan pada 27 Januari lalu merupakan jawaban dari permintaan Trump.

Hakim Richard Clifton, satu dari tiga hakim dalam sidang itu, seperti dikutip CBS News, menjawab permintaan Flentje, “Meski pernyataan tersebut tidak ada dalam perintah eksekutif, tetapi bisa menjadi pertimbangan hukum.”

Flentje kemudian mengingatkan bahwa hakim yang membekukan perintah Trump, James Robart, dalam putusannya menyatakan tidak mempertimbangkan pernyataan Trump saat masih menjadi kandidat presiden.

Adapun hakim Clifton juga meminta pengacara Washington dan Minnesota, Noah Purcell, untuk membuktikan bahwa larangan ini semata-mata berdasar agama, sebuah pelanggaran terhadap Kontitusi AS.

“Yang Mulia, presiden sejak awal sudah menegaskan bahwa ini adalah larangan terhadap seluruh Muslim,” ujar Purcell dalam sidang tersebut.

Setelah sidang selama satu jam, majelis hakim pengadilan banding ini menyatakan akan mengeluarkan keputusan, apakah tetap membekukan larangan antimuslim Trump. Atau justru mengizinkan untuk diberlakukan kembali.

Larangan yang diteken Trump sepekan setelah ia dilantik berisi larangan terhadap warga dari Irak, Suriah, Iran, Libya, Somalia dan Sudan untuk masuk ke AS selama 90 hari sejak aturan ditetapkan. Aturan ini juga melarang sementara pengungsi selama 120 hari, tetapi pengungsi dari Suriah akan dilarang masuk AS untuk selamanya.

Trump berdalih aturan ini dibuat demi keamanan negara dari ancaman teroris.

Namun perintah ini mendapat tentangan dari warga Amerika Serikat. Unjuk rasa ribuan orang berlangsung di sejumlah bandara di seluruh AS, tempat ratusan warga dari negara yang ada dalam perintah, ditahan dan dideportasi.

Kementerian Luar Negeri AS mengakui sedikitnya 60 ribu orang dengan visa AS dari tujuh negara itu terdampak larangan tersebut. Larangan ini kemudian dibekukan oleh Hakim Robart pada 3 Februari lalu.

REUTERS | YAHOO NEWS | CBS NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI


Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

2 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

10 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

16 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

21 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

27 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

30 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

32 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

33 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

33 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya