ISIS Bajak Radio untuk Doktrin dan Rekrut Warga Afganistan

Reporter

Jumat, 3 Februari 2017 20:00 WIB

Tentara Nasional Afganistan (ANA) dan polisi berjaga-jaga setelah terjadinya ledakan di markas NATO di Kabul, Afganistan, 12 November 2016. REUTERS/Omar Sobhani

TEMPO.CO, Kabul - Warga di Nangarhar, Afghanistan, dalam beberapa waktu belakangan ini terpaksa harus mendengar laporan dan doktrin dari sebuah radio yang dioperasikan oleh kelompok ekstrimis ISIS.

Ketika hari telah menjelang malam, orang-orang akan memanfaatkan lampu jalan untuk duduk berkumpul sekdar bermain kartu dan berdiskusi sambil ditemani suara dari radio Voice of Khilafah. Sebuah program yang disiarkan oleh ISIS dari stasiun radio yang dibajaknya beberapa waktu lalu.

Baca juga:
Radio ISIS di Afganistan Dihancurkan Jet Tempur Amerika
ISIS Masuki Afganistan Rekrut Eks Milisi Taliban

"Allah menyukai orang-orang mujahidin yang berperang di jalan Allah," kata penyiar, yang mendesak orang muda untuk bergabung dengan ISIS. "Akan ada negara Islam, rezim Syariah murni di seluruh dunia."

Beberapa tahun yang lalu radio Qalam FM di frekuensi 90,7 FM biasanya menyiarkan lagu, talkshow agama dan program-program sosial yang berfokus pada topik mulai dari pertanian dan kesehatan. ISIS meledakkan stasiun radio itu dan mengambil alih frekuensinya.

ISIS kemudian menyiarkan propaganda penyerangan yang disertai upaya selama beberapa tahun untuk menyebarkan pengaruh dari Timur Tengah ke Asia Selatan dan Tengah. ISIS baru mampu mengambil alih daerah yang relatif kecil dari Afghanistan, yakni Provinsi Nangarhar.

Seperti yang dilansir IRIN News pada 31 Januari 2017, kini pengaruh kelompok teroris itu telah membentang lebih jauh, sedikit banyaknya mereka dibantu dengan propaganda dari radio tersebut.

Radio sangat penting kegunaannya, karena sejauh ini merupakan media yang paling diminati di Afghanistan karena tingkat buta huruf yang tinggi.

Warga sekitar mengaku awalnya mereka hanya mendengar radio untuk mengetahui perkembangan perang, namun tidak sedikit yang terpengaruh dan mulai mengikuti ISIS.

Siaran pertama pada malam hari biasanya untuk mengabarkan tentang kemenangan ISIS di Suriah, Afghanistan, dan Irak. Program kedua yang dibawakan oleh Firdoas Bahar, mantan profesor sastra Pashto, berisi retorika untuk menyerang Taliban dan pemerintah. Lalu sesekali diselingi dengan musik yang liriknya berisi pesan ekstrim, lalu doktrin dari anggota ISIS di Suriah dan Irak, dan wawancara dengan tawanan ISIS.

Selain Bahar, kaum intelektual lainnya yang berhasil dipengaruhi ISIS adalah Sultan Aziz Azam, seorang jurnalis dan penyair yang populer di Jalalabad, ibukota provinsi Nangarhar.

Ahmad Ali Hazrat, Kepala dewan provinsi Nangarhar mengatakan bahwa motivasi warganya ketika bergabung dengan ISIS, termasuk kebencian terhadap Taliban, yang mungkin telah membunuh teman dan keluarga mereka, serta kemiskinan dan pengangguran.

Selain radio untuk menyasar golongan pemuda buta huruf dan miskin di pedesaan, ISIS juga menggunakan media sosial untuk merekrut anggota dari kalangan menengah ke atas.

"Sebagian besar perekrutan dilakukan melalui WhatsApp, Facebook, Viber dan lainnya. Sebagian besar, mereka menargetkan remaja Afghanistan yang berada di sekolah dan universitas serta daerah perkotaan," kata seorang wartawan.

Kebanyakan orang yang bergabung dengan ISIS tidak dapat keluar lagi, mereka tidak akan berani untuk melarikan diri.

IRIN NEWS|YON DEMA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

5 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

21 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

22 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

31 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

32 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

33 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

33 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

34 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

34 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya