Maret, Malaysia Izinkan Pengungsi Rohingya Bekerja

Reporter

Kamis, 2 Februari 2017 23:41 WIB

Polisi Malaysia memeriksa bekas kamp pengungsi etnis Rohingya di hutan Bukit Wang Burma, Negara Bagian Perlis, dekat perbatasan Malaysia-Thailand, 26 Mei 2015. MOHD RASFAN/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Deputi Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, negaranya akan memulai proyek percontohan pada 1 Maret 2017 untuk mengatasi masalah pengungsi Rohingya. Malaysia akan mengizinkan para pengungsi bekerja secara legal.

Zahid menjelaskan program ini berlaku untuk pengungsi yang telah memegang kartu Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan telah menjalani pemeriksaan kesehatan dan keamanan. Para pengungsi akan ditempatkan di perusahaan terpilih di industri perkebunan dan manufaktur. "Mereka akan mendapatkan keterampilan dan pendapatan untuk mencari nafkah sebelum pindah ke negara ketiga," katanya dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 2 Februari 2017.

Baca: Bahas Pengungsi, Trump Mengamuk Tutup Telepon PM Australia

Menurut Menteri Dalam Negeri Malaysia ini, kebijakan ini diharapkan dapat mengatasi masalah perdagangan manusia dan mencegah eksploitasi warga Rohingya menjadi pekerja ilegal.

Tapi, Wakil Menteri Dalam Negeri Nur Jazlan sebelumnya mengatakan kepada Channel News Asia bahwa proyek ini tidak diterima dengan baik. Ia menyebut hanya 120 orang Rohingya yang telah menunjukkan minat mereka mengikuti program ini. "Orang-orang Rohingya ingin tinggal dalam komunitas mereka sendiri," kata Nur Jazlan dalam wawancara pekan lalu.

Menurut Nur, pengungsi Rohingya lebih memilih menjadi pengusaha dan melakukan usaha kecil dalam komunitas masyarakat mereka. Mereka tidak ingin terikat bekerja di perkebunan.

Berdasarkan data lembaga pemerhati hak-hak migran Tenaganita, per 31 Desember 2016 tercatat ada sekitar 150 ribu pengungsi pemegang kartu UNHCR dari 62 negara yang kini ada di Malaysia. Hampir 90 persen di antaranya berasal dari Myanmar. Sebanyak 56 ribu merupakan etnis Rohingya.

Simak: Berita Salah, Thomson Reuters Bayar Rp 169,4 Juta ke Masjid

Direktur Eksekutif Tenaganita Glorene Fernandez memuji sikap pemerintah Malaysia. Ia berharap program ini tidak hanya terbatas pada pengungsi Rohingya saja. "Kita seharusnya tidak mendiskriminasi pengungsi lainnya. Proyek ini harus dibuka untuk semua," tuturnya.

Malaysia bukan negara penandatangan konvensi PBB tentang pengungsi. Tapi telah melindungi para pengungsi selama beberapa dekade. Setelah terdaftar dengan UNHCR, mereka diizinkan untuk berbaur dan hidup dengan masyarakat lokal, namun tidak memiliki hak hukum untuk bekerja atau akses ke pelayanan kesehatan dan pendidikan.

AHMAD FAIZ | CNA

Berita terkait

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

10 jam lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

15 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

1 hari lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

2 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

2 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

3 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

4 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya