TEMPO.CO, Washington - Diplomasi roller coaster Presiden Amerika Serikat Donald Trump kali ini menimpa Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull. Melalui percakapan telepon, Turnbull dan Donald Trump membahas kesepakatan pengiriman pengungsi ke Amerika di masa Presiden Barack Obama. Donald Trump menyatakan keberatan untuk menerima 1.250 pengungsi sesuai kesepakatan Turnbull-Obama.
Berita terkait:
Donald Trump Dukung Obama untuk Pengungsi Asal Australia
Donald Trump Larang Imigran Timur Tengah Masuk AS
Menurut sumber yang dikutip CNN, percakapan telepon pada Sabtu, 28 Januari 2017, memanas. Donald Trump tetap keberatan dengan kesepakatan itu dan mengakhiri percakapan yang baru berlangsung 25 menit dari satu jam seperti dijadwalkan.
Seolah membenarkan sumber, Donald Trump menyatakan keberatannya atas kesepakatan Turnbull-Obama melalui akun Twitter-nya pada hari ini, 2 Februari 2017, pukul 10.55.
"Apakah kamu percaya itu? Pemerintah Obama setuju mengambil ribuan imigran ilegal dari Australia. Mengapa? Saya akan pelajari kesepakatan tolol ini!" cuit Donald Trump.
Sumber CNN mengatakan Turnbull beberapa kali menjelaskan perjanjian yang dibuatnya bersama Obama bukan ribuan pengungsi, melainkan 1.250 pengungsi.
Selain jumlah, Turnbull diminta untuk mengajukan seluruh pengungsi untuk dikirim ke Amerika untuk mengikuti pemeriksaan. Dan jika hasilnya tidak memenuhi persyaratan, mereka dilarang masuk Amerika.
Sikap kasar Donald Trump saat bertelepon dengan Turnbull, yang dibocorkan pertama kali oleh Washington Post, dibantah oleh Turnbull. Menurut dia, Donald Trump bersikap sopan saat berbicara melalui telepon dengannya.
Jika pun Donald Trump mengatakan kesepakatan pengiriman para pengungsi ke Amerika sebagai kesepakatan tolol, Turnbull mempersilakan Donald Trump mengeluarkan kesepakatan yang dianggap baik. Presiden dan pemerintahannya telah sepakat untuk menghormatinya.
Ditanya tentang sikap kasar Donald Trump kepadanya, Turnbull menjawab: "Saya tidak akan berkomentar mengenai percakapan antara saya dan Presiden Amerika Serikat lebih dari apa yang telah saya sampaikan secara publik, dan Anda dapat memahami alasannya."
Sebelum berbicara dengan Turnbull pada Sabtu pekan lalu, Donald Trump telah berbicara dengan empat kepala negara dan pemerintahan, yakni Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Prancis Francois Hollande, Kanselor Jerman Angela Merkel, dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Turnbull berada di urutan kelima. Setiap pembicaraan berlangsung selama satu jam.
CNN | WASHINGTON POST | MIRROR | MARIA RITA