Uber Manfaatkan Aksi Mogok Taksi, Tagar #DeleteUber Viral

Reporter

Senin, 30 Januari 2017 10:45 WIB

CEO Uber, Travis Kalanick. REUTERS

TEMPO.CO, Washington — Layanan taksi online di Amerika Serikat, Uber, menjadi bulan-bulanan di media sosial setelah memanfaatkan aksi mogok sopir taksi New York yang memprotes larangan masuk terhadap imigran dari tujuh negara muslim, untuk keuntungan mereka.

Seperti dilansir AP, Senin, 30 Januari 2017, tagar #DeleteUber menjadi viral baik oleh netizen biasa hingga selebritas Amerika yang kesal sepanjang akhir pekan lalu.

Baca: Donald Trump Mengaku Tak Larang Muslim Masuk AS, tapi..

Uber tetap melayani penumpang yang terlantar di bandara internasional JFK di New York dengan tarif yang lebih murah dari taksi, saat para sopir taksi mogok untuk memprotes larangan imigran muslim yang diteken Presiden Donald Trump.

Perusahaan sempat berkicau untuk menjelaskan bahwa tarif murah ini untuk membantu para demonstran. Namun karena tagar semakin populer, Uber pun meminta maaf dan mengembalikan tarif menjadi normal.

Netizen juga kesal karena Direktur Utama Uber Travis Kalanick justru setuju untuk bertemu dengan Trump dalam rapat pebisnis pada Jumat pekan ini.

Dalam akun Facebook pada Sabtu lalu, Kalanick mengakui larangan sementara selama 90 hari itu juga berdampak buruk bagi ribuan pengemudinya.

Ia pun menyebut akan membawa masalah ini dalam pertemuan dengan Trump dan pebisnis lain pada pekan ini.

Namun kesediaan Kalanick untuk bertemu Trump membuat netizen semakin marah.

Kalanick membela diri bahwa pertemuan itu harus dilakukan agar, “Saya dapat berbicara terbuka dan berhubungan baik untuk membuat perbedaan.”

Setelah tagar #DeleteUber viral, Kalanick menyatakan perusahaannya akan membantu para pengemudi yang tidak dapat kembali ke Amerika selama tiga bulan mendatang.

Uber juga berjanji akan membuat dana bantuan US$ 3 juta untuk membantu pengemudi imigran.

Bahkan pada Ahad lalu, Kalanick mengatakan telah mengirim e-mail kepada pengemudi Uber dan berjanji akan menekan pemerintah untuk menghormati hak bepergian penduduk Amerika dari mana pun mereka berasal.

Sejumlah media menduga aksi Uber ini dipicu oleh reaksi positif terhadap pesaingnya, Lyft. Perusahaan ini menyumbang US$ 1 juta bagi American Civil Liberties Union, lembaga advokasi yang berjuang menentang larangan masuk bagi warga muslim dari tujuh negara dalam daftar hitam Trump.

AP | TELESUR | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

3 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

13 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

20 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

24 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

31 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

33 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

35 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

36 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

36 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya