Ratusan Pengacara Bantu Imigran Terlantar di Bandara AS

Reporter

Senin, 30 Januari 2017 09:47 WIB

TEMPO.COWashington—Ratusan pengacara bergerak ke seluruh bandara di Amerika Serikat akhir pekan lalu, untuk membantu para imigran yang terlantar akibat larangan masuk bagi warga dari tujuh negara Muslim yang diteken Presiden Donald Trump.

Seperti dilaporkan The Washington Post, Senin 30 Januari 2017, terminal kedatangan internasional di Dulles, Washington, Virginia hingga Chicago dan San Francisco di pesisir Barat, menjadi tempat konsultasi gratis bagi imigran yang membutuhkan bantuan hukum.

Baca: Donald Trump Mengaku Tak Larang Muslim Masuk AS, Tapi..

Para pengacara membawa poster menyambut kedatangan imigran maupun keluarga yang membutuhkan bantuan. Mereka kemudian menggunakan meja-meja restoran untuk bekerja.

Hal ini misalnya terlihat di bandara internasional John F. Kennedy di Jamaica, New York pada Sabtu dan Ahad lalu.

Diawali oleh lembaga advokasi imigran New York Immigration Coalition, para pengacara dari kelompok lain pun berduyun-duyun memberikan bantuan.

“Dukungan para pengacara sangat luar biasa,” kata Deborah Axt dari lembaga advokasi Make the Road New York kepada wartawan. “Mereka bergerak memobilisasi diri untuk membantu imigran dan keluarga yang terdampak.”

Amber Murray, pengacara dari organisasi No One Left Behind, mendatangi bandara Dulles, Washington, untuk memastikan tiga keluarga asal Afganistan yang memperoleh visa khusus dapat masuk ke Amerika Serikat.

“Tidak boleh ada orang yang didiskriminasi karena agama. Ini melanggar nilai dasar Amerika,” tutur Murray yang fasih berbahasa Arab.

Namun situasi buruk terjadi di bandara Dulles, Washington. Otoritas bandara melarang para pengacara bertemu dengan imigran yang ditahan.

“Kami sulit membantu ketika tidak memiliki daftar nama dan asal negara para imigran,” ujar Michael Lukens, Direktur pro bono untuk Capital Area Immigrants’ Rights Coalition.

Meski begitu, dukungan pengacara yang dilakukan secara spontan dan dimotori di sosial media seperti menyuarakan ribuan orang yang memprotes aturan kontroversial Gedung Putih itu.

Jika pada hari pertama ribuan demonstran berkonsentrasi di bandara-bandara besar Amerika Serikat, unjuk rasa semakin meluas ke pusat-pusat kota Amerika pada hari kedua, Ahad waktu setempat.

Massa nampak berdemo di Taman Battery New York yang terletak di seberang Patung Liberty. Massa juga merangsek di depan Gedung Putih. "Tiada ketakutan, bukan kebencian yang membuat Amerika Hebat," teriak para demonstran di depan Gedung Putih.

Aksi serupa juga dilaporkan berlangsung di Boston, Los Angeles, Atlanta, Kansas City, Baltimore, Denver dan Seattle.

Hakim di Negara Bagian New York, Massachusetts, Virginia dan Washington—yang menjadi rumah bagi bandara terbesar di Amerika Serikat, telah menghalangi separuh larangan Trump.

Namun, baik Trump maupun otoritas bandara tidak mengindahkan keputusan ini.

Meski sejumlah imigran, terutama pemegang kartu penduduk permanen Amerika, akhirnya dibebaskan, masih banyak pula yang akhirnya dideportasi.

Otoritas Libanon melaporkan enam warga Suriah dideportasi ke Libanon setelah mendarat di bandara internasional Philadelphia pada Ahad lalu.

“Kurun waktu 48 jam terakhir sangat kacau. Pemerintah federal mengabaikan Konstitusi dan tidak memberikan aturan baku di lapangan,” ujar Marielena Hincapie, Direktur National Immigration Law Center.

“Kami terus mendapat laporan bahwa orang-orang tetap ditahan atau dideportasi meski para hakim telah mengelurkan keputusan.”

THE WASHINGTON POST | GLOBAL POST | SITA PLANASARI AQUADINI


Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

3 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

13 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

19 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

24 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

30 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

33 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

35 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

36 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

36 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya