Donald Trump Yakin Waterboarding Ampuh Perangi Radikalisme  

Reporter

Jumat, 27 Januari 2017 08:26 WIB

Pengunjuk rasa membawa poster dan spanduk bertuliskan tuntutan penutupan penjara Guantanamo di luar Gedung Putih, Washington, 12 Januari 2016. Tuduhan adanya penganiayaan, penyiksaan dan penahanan tak legal telah menodai penjara itu. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan keyakinannya bahwa teknik interogasi dengan waterboarding merupakan cara ampuh memerangi radikalisme.

Namun, sebelum memberlakukan teknik itu, Donald Trump mengatakan dia akan berkonsultasi dengan Menteri Pertahanan James Mattis dan Direktur CIA Mike Pompeo tentang apa yang bisa dilakukan untuk memerangi radikalisme.

Baca juga:
Inilah 12 Keputusan Presiden yang Telah Diteken Donald Trump
Cara Kongres Awasi Donald Trump Gunakan Senjata Nuklir

Trump mengatakan ia akan mendengarkan dan menerima setiap saran, baik dari Mattis maupun Pompeo, untuk menjaga Amerika aman dan mengalahkan teror. "Saya akan mengikuti apa yang mereka katakan, dan jika mereka tidak ingin lakukan, itu baik-baik saja. Jika mereka ingin lakukan, saya akan bekerja untuk mencapai tujuan itu," kata Trump.

Donald Trump kemudian membandingkan dengan kekejian yang dibuat kelompok teroris ISIS. Menurut dia, jika ISIS bisa melakukannya, kenapa Amerika Serikat tidak.

Dalam wawancara media pertama setelah menjadi presiden, Donald Trump mengatakan teknik penyiksaan waterboarding akan diberlakukan lagi. Waterboarding merupakan penyiksaan sadis dengan menggunakan air, yakni menumpahkan air dengan deras ke arah wajah tersangka yang ditutupi handuk saat interogasi.

"ISIS merekam saat memenggal kepala orang-orang kita dan orang lain. Mereka memenggal kepala orang hanya karena kebetulan mereka Kristen di Timur Tengah. Ketika ISIS melakukan hal-hal yang tak seorang pun pernah dengar sejak zaman Medieval, saya merasa yakin tentang waterboarding," ujar Trump.

Penggunaan kembali praktek waterboarding dan teknik penyiksaan kejam lainnya, atau Enhanced Interrogation Techniques (EITs), yang bertahun-tahun dipraktekkan CIA setelah tragedi 11 September 2001, sebelumnya pernah diutarakan Donald Trump saat kampanye. Teknik penyiksaan tersebut dianggap sebagai penyiksaan kejam dan telah dilarang di bawah undang-undang Amerika Serikat dan hukum internasional.

Pada 2009, Presiden Barack Obama meneken perintah eksekutif yang melarang waterboarding ataupun EITs. Obama menyatakan teknik interogasi menggunakan air, waterboarding, oleh agen Dinas Intelijen CIA yang disahkan mantan presiden George Walker Bush merupakan penyiksaan.

Teknik kontroversial ini telah memicu kecaman dari para aktivis hak asasi manusia internasional terhadap Amerika Serikat dalam kebijakan perang melawan teror yang dilancarkan negara itu.

BBC | SKY NEWS | YON DEMA

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

7 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

10 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

17 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

21 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

28 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

30 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

32 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

33 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

33 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya