Kelompok Muslim AS Protes Al Quran Dibacakan di Depan Trump

Reporter

Selasa, 24 Januari 2017 00:23 WIB

Imam Mohamed Magid hadir di Gereja Katedral Nasional saat National Prayer Service yang dihadiri Presiden AS, Donald Trump dan Ibu Negara Melania di Washington, AS, 21 Januari 2017. REUTERS/Carlos Barria

TEMPO.CO, Washington - Seorang tokoh muslim populer di Washington, Imam Mohamed Magid, hadir dalam doa bersama lintas agama untuk pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu 21 Januari 2017. Ia bersama 26 pemuka agama lain mendoakan kepemimpinan Trump di Washington National Cathedral.

Pada acara tersebut, Magid membacakan ayat Quran di depan Donald Trump dan kabinet pemerintahannya. Dia dengan tenangnya menyitir ayat-ayat Quran di depan Donald Trump, keluarga Trump, dan Wakil Presiden Michael Pence, dalam bahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemah yang disiapkan.

Simak Ini:
Trump Presiden AS, MUI: Bisa Berdampak Buruk bagi Indonesia
Trump Acap Pojokkan Islam, Fadli Zon: Hanya Teknik Kampanye

Kehadiran Direktur Eksekutif All Dulles Area Muslim Society tersebut memicu kemarahan sejumlah kelompok muslim di Amerika. Hal itu dianggap sebagai dukungan sebagian kelompok muslim. Padahal, pernyataan Donald Trump terhadap imigrasi muslim telah menjadi kontroversi.

Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations di Chicago Ahmed Rehab, menulis dalam sebuah postingan di Facebook pada Jumat 20 Januari 2017 bahwa ia kecewa dengan keputusan sepihak Magid untuk bergabung dengan acara pemberian doa. "Itu bertentangan konsensus dan sikap dari akar rumput warga muslim," ucapnya.

Baca: Di Muka Donald Trump, Imam Ini Bacakan Al Hujurat dan Ar Rum

Rehab mengkhawatirkan kehadiran Magid dalam acara inagurasi Donald Trump tersebut akan menimbulkan perpecahan kelompok muslim di Amerika. Padahal, Magid adalah ulama yang cukup disegani dengan pemikiran yang terbuka.

Sikap senada disampaikan Hussam Ayloush, Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations di Los Angeles berpendapat partisipasi Magid ini akan diklaim Donald Trump bahwa telah mendapat dukungan dari Muslim Amerika.

"Partisipasi tersebut juga merusak prinsip begitu banyak Muslim dan sekutu yang memilih untuk secara terbuka menantang kefanatikan presiden ini dan kebijakan yang tidak adil," tulis Ayloush. Dalam posting di Facebook, Magid membela atas keputusannya hadir dalam acara Donald Trump.

Berita Terkait



"Salah satu tugas dari pemimpin agama untuk menyampaikan kebenaran dan nilai-nilai Islam kepada semua orang, termasuk mereka yang berkuasa, untuk mengadvokasi apa yang baik, dan untuk mengatasi mereka yang salah paham dan memiliki kesalahpahaman tentang keindahan Islam," dia menulis.

"Sebagai pemimpin, kita harus selalu menginjak tinggi, tanah moral dalam segala situasi. Ketika kita disajikan dengan platform untuk berbagi nilai-nilai kita, kita harus mengambil kesempatan itu. "

Sajid Tarar, dari kelompok Muslim Amerika untuk Donald Trump, juga hadir memberikan doa pada acara Sabtu lalu.

"Doa saya akan mengatakan kepada Muslim Amerika bahwa Anda harus berdiri untuk Amerika, bagaimana menghargai Amerika," kata Tarar kepada NBC News. "Negara ini telah memberi kita berlindung, mereka menerima kami dengan tangan terbuka, dan kita harus menjadi bagian dari itu."

THE HUFFINGTON POST | EKO ARI

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

12 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

13 jam lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

13 jam lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

14 jam lalu

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

15 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

15 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

23 jam lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

1 hari lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

1 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

1 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya