Obama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba  

Reporter

Jumat, 13 Januari 2017 14:52 WIB

Fidel Castro. REUTERS/Alex Castro

TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama resmi mencabut kebijakan bebas visa bagi imigran asal Kuba pada Kamis, 12 Januari 2017.

"Warga Kuba yang mencoba masuk Amerika Serikat secara ilegal dan tidak memenuhi syarat untuk bantuan kemanusiaan akan dikenai pasal pelanggaran hukum Amerika," ucap Obama dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Independent, Jumat, 13 Januari 2017.

Baca juga:
Keponakan Fidel Castro Boleh ke New York
Fidel Castro Sebut NATO Mirip Nazi

Kebijakan bebas visa bagi imigran Kuba yang dikenal dengan nama Wet Foot, Dry Foot tersebut memungkinkan imigran dari Kuba memohon menjadi penduduk tetap selama setahun setibanya dia di Amerika tanpa visa.

Pejabat administrasi senior mengatakan penghapusan kebijakan yang akan segera berlaku secara efektif tersebut dibuat setelah sesi diskusi terkait dengan kebijakan imigrasi Amerika terhadap Kuba tertunda sekian lama.

Keputusan mencabut bebas visa bagi imigran Kuba juga bagian dari upaya Obama mendesak Kuba menerima kembali warganya yang tinggal di Amerika selama ini. Amerika dan Kuba diharapkan mengeluarkan pernyataan bersama terkait dengan hal itu dalam waktu dekat.

Pemerintah Kuba memuji langkah itu. Dalam pernyataan yang dibacakan di televisi negara, pemerintah menyatakan penandatanganan perjanjian merupakan langkah penting dalam memajukan hubungan Amerika dengan Kuba yang bertujuan menjamin migrasi yang normal serta aman.

Menurut ketentuan perjanjian, Kuba telah setuju menerima kembali penduduknya yang mencari suaka politik di Amerika Serikat. Dan proses deportasi itu akan berlangsung selama empat tahun.

Kebijakan Wet Foot, Dry Foot disahkan pada 1995 oleh Presiden Bill Clinton. Kebijakan ini dikeluarkan terkait dengan kewarganegaraan penduduk Kuba yang anti terhadap pemerintahan mendiang Fidel Castro.

Hubungan antara Amerika dan Kuba terpuruk selama beberapa dekade semenjak periode Perang Dingin. Hubungan kembali membaik baru-baru ini setelah Obama dan Presiden Kuba Raul Castro menjalin hubungan diplomatik penuh serta membuka kedutaan besar di ibu kota masing-masing pada 2015. Obama kemudian mengunjungi Havana pada Maret lalu, menjadikannya presiden pertama yang mengunjungi negara komunis itu dalam beberapa dekade terakhir.

INDEPENDENT|YON DEMA




Berita terkait

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

2 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

12 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

16 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

17 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

17 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

21 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

22 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

23 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

1 hari lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

1 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya