Senator McCain Serahkan Dokumen Trump-Rusia ke FBI

Reporter

Rabu, 11 Januari 2017 12:03 WIB

Dokumen yang menyatakan Donald Trump memiliki hubungan jauh dengan Rusia. buzzfeed.com

TEMPO.CO, Washington— Senator asal Partai Republik, John McCain, menyerahkan dokumen kepada Badan Penyelidik Federal, FBI, yang berisi bukti dugaan keterlibatan Rusia untuk memenangkan presiden terpilih Donald Trump dalam pemilu presiden lalu.

Seperti dilansir The Guardian, Rabu 11 Januari 2017, dokumen ini diserahkan kepada Direktur FBI James Comey pada bulan lalu.

Dokumen setebal 39 halaman yang tidak bisa diverifikasi kebenarannya itu diduga ditulis oleh seorang bekas intelijen Inggris.

Kepada Guardian, seorang pejabat pemerintahan Amerika Serikat menyebut sumber menulis laporan itu, kini bekerja sebagai konsultan swasta itu. “Ia dikenal dapat dipercaya dan memiliki jaringan luas di Rusia.”

Guardian melaporkan dari seorang sumber yang tidak disebutkan namanya, McCain yang memperoleh informasi ini dari negara sekutu AS, bertemu dengan sang penulis dokumen di luar Amerika Serikat.

Tertarik dengan isi dan integritas penulis laporan, McCain yang pernah menantang Barack Obama dalam pemilu presiden 2008, menyerahkan dokumen itu kepada Comey dalam pertemuan empat mata pada 9 Desember lalu.

Dokumen yang pertama kali dirilis oleh media Mother Jones ini juga telah diserahkan kepada pejabat Gedung Putih.

Komite Angkatan bersenjata Senat yang dipimpin McCain menggelar penyelidikan terkait dugaan keterlibatan Rusia dalam pilpres AS pada pekan lalu.

Sejatinya, ia ingin membentuk komite khusus untuk menyelidiki masalah ini. “Tapi rencana ini ditentang oleh kepemimpinan Republik di Senat, jadi cukup melalui komite saya dan komite intelijen dan luar negeri,” kata McCain kepada NBC, Ahad lalu.

Dalam dokumen yang ditulis sejak tanggak 20 Juni-20 Oktober itu, terdapat sejumlah laporan ihwal hubungan Trump dan Kremlin, termasuk pertemuan orang dekat Trump dengan orang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin.

Laporan pada Juni 2016 menunjukkan Kremlin telah memberikan dukungan kepada Trump selama lima tahun terakhir, “Dengan tujuan untuk menciptakan perpecahan dalam koalisi negara-negara Barat.”

Dokumen ini juga menyebut Trump menolak tawaran pembangunan properti di Rusia, terutama terkait final Piala Dunia 2018. Tapi, “Dia dan pembantu terdekatnya memperoleh laporan rutin intelijen Kremlin, termasuk soal rival politik dan Partai Demokrat.”

Tim transisi Trump menolak menanggapi dokumen ini. Namun pada Selasa malam, Trump berkicau melalui akun Twitternya, “BERITA PALSU—PERBURUAN POLITIK SIA-SIA,” meski ia tidak merujuk pada tudingan soal keterlibatan dengan Rusia.

FBI, seperti dilaporkan Guardian, telah mengajukan izin permintaan pengawasan intelijen (Fisa) kepada pengadilan pada musim panas lalu. Izin ini akan digunakan untuk memantau 4 anggota tim Trump yang diduga berhubungan dengan pejabat Rusia.

Namun permintaan ini ditolak dan meminta FBI mempersempit fokus penyelidikannya. Sebuah laporan menyebut FBI telah memperoleh izin ini pada Oktober lalu. Tapi laporan ini tidak dapat dikonfirmasi.

CNN melaporkan pada Selasa lalu bahwa FBI masih menyelidiki kredibilitas dokumen itu. Namun FBI memasukkan rangkuman dari dokumen itu dalam masukan untuk Presiden Barack Obama dan Trump.

Pada Selasa lalu, salah seorang senator Demokrat, Ron Wyden, menanyai Comey apakah FBI menyelidiki keterkaitan Rusia dan Trump. Comey menolak menjawab pertanyaan ini.

Keberadaan dokumen ini menjadi penting karena hanya berselang 10 hari menjelang pelantikan Trump sebagai presiden Amerika Serikat.

THE GUARDIAN | CNN | SITA PLANASARI AQUADINI

Baca:
Rusia Diduga Meretas Pemilu AS, Obama Siapkan Tindakan
Gedung Putih Sebut Putin Berperan Langsung dalam Pilpres Amerika Serikat

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

3 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

13 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

20 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

24 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

31 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

34 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

36 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

37 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

37 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya