Wartawan Ditembak Mati di Filipina,Duterte Dituntut Bersikap

Reporter

Kamis, 22 Desember 2016 23:06 WIB

TEMPO/Machfoed Gembong

TEMPO.CO, Manila - Seorang wartawan lokal di Filipina, Larry Que, tewas tertembak setelah menulis di ruang pojok mengenai dugaan kelalaian pegawai sehubungan penemuan laboratorium pil perangsang baru-baru ini. Insiden itu sekaligus menandai pembunuhan wartawan pertama dalam kampanye memerangi narkoba di negara itu.

Seperti yang dilansir Guardian pada Kamis, 22 Desember 2016, Uni Wartawan Nasional Filipina (NUJP) mengutuk pembunuhan Larry Que dan 'menantang' Presiden Rodrigo Duterte untuk mencari pelaku dan menggerakkan tim petugas khusus untuk melindungi praktisi media.

NUJP mengatakan Que mengelola Catanduanes News Now. Ia ditembak di kepala di luar tempat kerjanya. Tidak jelas apakah motif pembunuhan ada hubungannya dengan pekerjaannya atau tidak. Namun NUJP mengatakan bahwa Que pernah mengkritik pejabat lokal terkait pabrik sabu.

Artikelnya, menurut NUJP, melaporkan pejabat lokal yang dianggap ceroboh ketika babru-baru ini sebuah laboratorium yang didirikan secara ilegal untuk memproduksi sabu ditemukan.

Filipina adalah salah satu negara paling bahaya untuk wartawan. Banyak juru warta terbunuh di negara itu sejak tiga dekade lalu, dengan presenter radio peliput politik paling sering menjadi korban. Penyelidikan terhadap kasus kematian wartawan sering tidak menghasilkan keputusan apapun.

Oktober lalu, Duterte menandatangani perintah untuk mendirikan gugus tugas khusus berisi menteri, polisi, pejabat pertahanan dan peradilan untuk melindungi media, menyelidiki serangan terhadap praktisi media dan membentuk pengawas untuk meneliti penyelidikan.

NUJP mengatakan, panel itu seharusnya diperintahkan memburu pembunuh Que. Ia mengkritik pemerintah karena pendekatan terhadap media dan apa yang dikatakan kecenderungan menuduh wartawan mendistorsi pernyatpernyataan presiden.

"Kami mendesak pemerintah memenuhi janji dan membuktikan menghormati kebebasan pers, bukan hanya cepat menyelesaikan serangan terhadap kebebasan berbicara, tetapi paling penting, mengakhiri tindakan menyalahkan media karena salah menerjemahkan pesan yang selalu tidak konsisten," kata NUJP.

Selain Que, penyiar lain, Jinky Tabor, yang menyaksikan penggerebekan juga telah menerima ancaman. Kasus Que ini adalah pembunuhan terhadap awak media yang pertama di bawah pemerintahan Duterte. Namun NUJP mengatakan itu bukan serangan pertama pada wartawan di bawah pemerintahan saat ini.

NUJP mengatakan bahwa pria bersenjata sebelumnya menembak dan melukai Saturnino "Jan" Estanio dari dxRS Radio Mindanao Network di Surigao City dan putranya berusia 12 tahun pada hari pelantikan Duterte. Bulan lalu, wartawan Pangasinan Virgilio Maganes juga selamat dari upaya pembunuhan.

THE GUARDIAN | RAPPLER | YON DEMA

Berita terkait

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

9 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

7 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

18 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

21 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

21 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

22 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

24 hari lalu

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional

Baca Selengkapnya

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

24 hari lalu

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.

Baca Selengkapnya

Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

24 hari lalu

Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 magnitudo mengguncang Taiwan, Jepang hingga Filipina. Puluhan orang luka-luka, 1 tewas.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

26 hari lalu

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.

Baca Selengkapnya